Ternyata jawabannya adalah, orang yang dengan mudah menyelesaikan perjalanan tersebut tidak sepenuhnya terfokus pada tempat yang ia tuju, akan tetapi ia menyelingi perjalanannya dengan memperhatikan apa yang ada di sekelilingnya, sehingga tanpa sadar ia sudah sampai di tempat tujuannya. Sedangkan orang yang merasa berat untuk menempuh perjalanan tersebut disebabkan karena ia terlalu fokus terhadap tujuannya, sampai pada saat kepenatan dalam pikirannya mulai muncul maka yang akan ia rasakan adalah bosan dan putus asa, dan akhirnya ia mulai merasa tidak sanggup untuk menyelesaikan perjalanan tersebut.
Begitu juga dengan hidup, ketika suatu ujian atau cobaan datang menghampiri hidup kita dan menguji keimanan kita, seharusnya kita masih mampu melihat sekeliling kita. Bahwa masih banyak orang yang memiliki beban hidup yang jauh lebih berat dari pada yang kita pikul, sehingga tanpa kita sadari beban yang kita rasakan akan jauh terasa ringan. Pola pikir semacam itu akan memberi dampak bertambahnya rasa syukur kita kepada Allah -Ta'ala-, yang dengan itu perlahan-lahan pintu penyelesaian itu akan terbuka. Karena rasa syukur yang kita tanamkan pada diri kita sebenarnya adalah suatu sikap positive yang kita kirimkan kepada segala sesuatu yang ada di sekitar kita, sehingga dengan izin Allah semua yang ada di sekitar kita akan dirancang untuk mempermudah urusan kita.
Dan salah satu faktor yang mendorong timbulnya rasa syukur kita pada Allah adalah berbaik sangka atau husnudzon terhadap ketentuan Allah. Karena dengan hal itulah kita dapat berfikir bahwasanya dibalik semua permasalahan yang Allah berikan kepada kita, ada sebuah hikmah yang ingin Allah tampakkan dihadapan kita. Dan terlepas dari segala kemudahan yang telah Allah janjikan setelah kesulitan, maka hikmah adalah sebuah kenikmatan yang lebih utama, karena dengan mengetahui hikmah dari sebuah ujian hidup kita dapat mengerti hakikat hidup yang dirancang Allah untuk kita, dan jika kita telah mengetahui apa hakikat hidup itu, InsyaALLAH kita dapat lebih bijak dalam menghadapi berbagai macam persoalan kehidupan.
Allah -Ta'ala- pun memerintahkan kita agar senantiasa berhusnudzon kepadaNya, sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadits qudsi:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :( قال الله تعالى) انا عند ظن عبدى
Artinya : Rasulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda : (Allah -Ta'ala- Berfirman)"Aku tergantung pada prasangka hambaKu...."
Maknanya ialah jika kita menaruh prasangka yang baik kepada Allah,maka InsyaALLAH, Allah akan memberikan kemudahan atas segala permasalahan yang kita hadapi.
Sadaraku, satu hal yang perlu kita sadari dan kita yakini,suatu masalah yang datang menghampiri hidup kita sebenarnya adalah sebuah proses yang dirancang oleh Allah untuk menaikkan derajat kita di mataNya apabila kita menyikapinya dengan senantiasa baik sangka kepada Allah. Ibarat seorang anak yang sedang belajar di sebuah sekolah, ia tidak akan pernah merasakan nikmatnya naik kelas jika ia tidak menjalani ujian kenaikan kelas. Begitu pula dengan hidup kita, jika Allah menginginkan hambanya menjadi manusia yang memiliki derajat yang lebih mulia disisiNya,maka Allah akan menguji kita terlebih dahulu sebelum memberikan kesempatan pada kita untuk memetik manisnya kehidupan setelah melewati berbagai macam ujian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar