Selamat Datang, Slahkan Masuk di Blog Saya,...

Blog ini berisi artikel-artikel menarik baik artikel Islam maupun umum yang bertujuan menambah wawasan sahabat-sahabat semua,...yang kadang sering tak terduga di sekitar kita..

Selasa, 29 Mei 2012

Jimat Karso

jimat
Kecil saja, hampir sebesar biji salak. Diikat dan dikalungkan di leher Karso. Entah terbuat dari apa, namun Karso terlanjur meyakininya sebagai jimat. Tolak bala bagi semua ancaman keselamatan. Memang terbukti, terakhir kali dua minggu lalu pelor polisi tak mempan menembus dadanya. Karso sehat walafiat, tanpa luka.
Karso memang seorang perampok. Jalan hidup yang sesungguhnya bukanlah sebuah keterpaksaan. Koh Ah Long pernah menawarinya menjadi centeng, mengawasi dan menjaga gudang tembakaunya. Tapi dia tolak mentah-mentah. Dia tak pernah mau menjadi bujang seseorang. Dengan ilmu kebal yang didapat lewat jimatnya itu, Karso lebih memilih menjadi pengeruk harta dari orang-orang kaya macam Koh Ah Long. Dosa? Ah dia sudah kehilangan nilai seperti itu sejak lama. Terlebih setahun setelah pergi meninggalkan rumah. Sebuah petaka yang menghancurkan keluarga. Entah siapa yang meracuni Karso, perilakunya mulai memburuk sejak dipecat mandor Juhri dari perkebunan karet. Kesehariannya kemudian berubah liar. Menganggur, mabuk, berjudi, dan bertengkar dengan ayahnya. Yang terakhirlah yang terparah. Karena kedapatan menjual gelang Anis, adiknya, ayah Karso akhirnya benar-benar murka. Karso diusir. Ibunya hanya bisa menangis-nangis. Tak bisa menahan, tak bisa juga menyesalkan.
Adalah Triman yang berhasil meyakinkan Karso soal jimat sebesar biji salak itu. Penasaran dan tanpa pertimbangan, Karso menggunakan sebagian uang hasil penjualan gelang itu untuk ditukar dengan jimat yang menurut Triman didapatnya dari seorang ajengan tempat Triman mengabdi. Karso percaya saja. Dia memang pernah mendengar Triman berhasil selamat tak terluka dari kecelakaan bis beberapa waktu lalu. Hanya Triman seorang. Penumpang lainnya kecuali luka berat, ya kehilangan nyawa. Tak banyak pantangan yang sempat disebutkan Triman. Tak ada juga amalan khusus yang mesti dilakukan sebelum kesaktian jimat itu berfungsi. Triman hanya menyampaikan bila kemampuan jimat itu akan bersinergi dengan raga Karso jika dia mampu menahan emosinya selama sebulan. Dan ternyata Karso berhasil. Kesaktian jimat itu bekerja sempurna. Korban dari aksi rampok pertamanya adalah bekas juragannya sendiri. Karso berhasil membawa kabur uang sebesar 25 juta rupiah dari rumah pribadi juragan Juhri tanpa mampu dihadang oleh dua pengawalnya. Seperti mencandu, aksi rampoknya berulang dengan sukses. Dan Karso selalu saja selamat.
***
Menjelang Jumat malam di sebuah desa dimana aksi perampokan sering terjadi, tersiar kabar bahwa Karso sang perampok tewas tertembus peluru. Mayat Karso dikerubung warga yang penasaran. Soal kesaktian jimat Karso memang telah tersebar. Mereka ingin tahu kebenaran isu itu. Benarkah jimat itu sakti? Lalu mengapa Karso tetap mati meski di lehernya masih bergantung jimat kecil sebesar biji salak? Mungkin sedang sial saja. Entahlah.
Ada yang mengaitkan kesialan Karso dengan kematian ibunya dua hari lalu. Karso dianggap kualat karena tak menghadiri pemakaman ibunya. Walaupun sebenarnya itu karena Karso yang tak mau diketahui keberadaannya. Yang jelas sejak meninggalnya sang ibu, tak ada lagi doa kesalamatan bagi Karso yang dipanjatkannya tiap malam.
***
Bandung, 24 November 2010

Senin, 28 Mei 2012

Benarkah Bulan pernah Terbelah?

Benarkah peristiwa menakjubkan 14 abad yabg lalu saat Rasulullah dengan izin Allah membelah bulan?. Apapun yang datang dari Allah dan Rasulnya masuk akal atau tidak maka tiada pilihan untuk menolaknya. Karena sebuah penolakan adalah sbuah jawaban sedekat apa Iman kita pada kebenaran itu?. Untaian Risalah berikut smoga bisa menambah keyakinan kita akan sebuah kebenaran,... kebenaran yang mutlak dari-Nya.  
Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)" Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ??Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.

Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,

"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shad

Indahnya Meminta Maaf Ala Si Kecil

Pernah mengajari anak balita untuk meminta maaf?  Setelah ‘berantem' dengan temannya,  mungkin Anda hanya mengatakan, "Ayo baikkan!", atau "Ayo minta maaf!" Bisakah mereka melakukannya? Mereka pasti tidak mengerti maksud Anda. Saya punya sebuah pengalaman bahwa mengajari meminta maaf kepada si kecil, bisa berhasil.
Suatu hari, seperti biasa saya memandikan putri saya, Syanita (hampir 3 tahun).  Dia masih senang menggunakan bak mandi plastik.  Selesai mandi, saya bersihkan baknya.  Syanita yang sudah memakai handuk, menunggu saya.  Biasanya ia masih bermain dengan bebeknya.  Tapi pagi itu saya kaget, karena ia bermain dengan sabun.  Tangannya disabuni lagi. Wah, saya kesal. Langsung saya rebut sabunnya dengan kasar.  Saya pukul tangannya. Saya basuh tangannya dengan air dingin.  Ia kaget. Menangis keras.  Saya gendong dia masuk ke kamar. Mengeringkan badannya dan mendandani seperti biasa.  Ia terus meraung-raung, meronta, membuat saya tambah marah.  "Nggak boleh main sabun! Jangan nangis! Diem! Cepet pake baju, dingin!" Kata-kata itulah yang keluar dari mulut saya, sementara puri saya terus menangis.  Anak saya juga berteriak, "Ibu nakal! Ibu nakal!" Akhirnya saya mengalah. "Iya, ibu nakal!" Biasanya memang seperti itu.  Kalau saya sudah mengaku nakal, nangisnya berhenti. 
Kejadian pagi itu sudah hilang dari ingatan saya.  Tapi, rupanya tidak begitu bagi putri saya.  Ia masih ‘dendam'.  Ketika diajak tidur siang, dia menolak.  Saya paksa dia tidur, dia malah minta jalan-jalan. Tapi saya tidak marah. Disuapi makan sore, malas-malasan.  Saya pun tidak marah.  Akhirnya ia mau makan.  Tapi seharian itu ia memang terlihat uring-uringan, membuat saya sangat cape.  Seharian itu ia tidak tidur siang, sehingga saya ingin cepat membuatnya tidur agar istirahatnya cukup.  Rencananya, sehabis sholat Magrib saya akan menidurkannya.  Setelah selesai sholat,  biasanya anak saya akan mencium tangan saya dan saya mendoakannya.  Tapi saat itu, anak saya diam saja.  Rupanya ia masih ‘dendam' kepada saya.  Ia bahkan tidak ikut sholat bersama.  Tiba-tiba saya berinisiatif, saya raih tangan mungilnya.  Saya cium tangannya dan saya berkata dengan lembut kepadanya.  "Ani, maafin ibu ya..., tadi ibu bikin Ani sedih ya? Ani sedih dipukul tangannya sama ibu?"  Dia mengangguk lalu memeluk saya.  Hmm... saya merasa benar-benar bersalah.
Karena itu saya ulangi lagi meminta maaf kepada anak saya.  "Ani maafin ibu ya!"  Kali ini dia menangis. Saya gendong Syanita,  membaringkannya di tempat tidur.  Setelah membuka mukena, saya ikut berbaring di sebelahnya.  Ani yang kecapean karena tidak tidur siang rupanya benar-benar sudah ingin tidur.  Tapi hatinya baru terasa nyaman setelah ucapan maaf mengalir dari mulut saya.  Saya jadi merasa sangat bersalah.  Saya tepuk-tepuk pantatnya.  Saya tawarin untuk bercerita.  Dia mengangguk.  Maka saya pun bercerita, dan ia langsung tertidur sambil memeluk saya. 
Keesokan harinya entah kenapa anak saya sulit diatur.  Pagi-pagi setelah mandi, ia ingin memakai baju piyama.  Ia menangis memaksa saya memakaikan piyama. Setelah berkali-kali dijelaskan bahwa baju piyama untuk dipakai sore sebagai baju tidur akhirnya anak saya menyerah.  Tapi ia masih marah-marah.  Siang hari Syanita masih membuat saya jengkel karena mau main di luar pada jam tidur siang.  Saya tidak memarahinya sama sekali.  Saya turuti permintaan ‘aneh'nya hari itu-jalan-jalan di siang hari.  Tapi, ia tetap tidur siang, meskipun sudah agak sore.  Saya memang menggerutu karena kesal dan mengadu kepada kakeknya soal tingkah laku Syanita.  Ketika Maghrib, ia menolak sholat bersama.  Tetapi ia memerhatikan sholat saya.  Setelah saya selesai sholat, ia lari mendekat dan mencium tangan saya.  Lalu ia berkata. "Ibu, maafin Ani ya...!" Saya terperanjat.  "Hah, anak sekecil ini meminta maaf dengan cara begini? Dari mana ia belajar bersikap seperti ini?", hati saya bertanya-tanya.  Ingatan saya langsung kembali pada peristiwa kemarin.  Saya terpana.  "Oh, jadi ia ingat kemarin saya meminta maaf dengan cara seperti ini.  Dan sekarang ia meminta maaf karena telah membuat saya jengkel sejak pagi sampai sore."  Saya tidak bisa menjawab permintaan maaf anak saya.  Segera saya peluk Syanita sambil saya ciumi pipinya.  "Anak  pinter!"  Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut saya.  Syanita telah belajar meminta maaf dari cara saya meminta maaf yang saya lakukan terhadapnya.***

I am The Winner (Motivasi Menghadapi UAN)

Seorang pecundang akan berkata “Ini mungkin, tapi sulit” sedangkan seorang pemenang akan berkata “Ini sulit, tapi mungkin
Sekarang kita tinggal memilih, kita akan menjadi siapa? Seorang pecundang atau seorang pemenang? Seorang pecundang yang hanya dengan melihat saja sudah menyerah, pasang kuda – kuda dan dalam hitungan ketiga lari menjauh. Seorang pecundang yang patah semangat, hilang kepercayaan diri, takut, dan percaya bahwa apa yang dilakukan akan percuma saja bahkan gatot (gagal total). Ataukah seorang pemenang, seorang pemenang yang percaya bahwa dia akan berhasil, dengan semangat, usaha, kerja keras, dan do’a dia percaya mampu menaklukkan dunia. Selanjutnya? Terserah anda!
Penulis yakin bahwa semua akan memilih menjadi seorang pemenang, karena memilih menjadi pemenang atau pecundang tidak sulit, sangat mudah hanya dengan memilih. Namun dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan.
Hidup adalah sumber masalah, pertempuran atau bahakan medan perang yang tidak akan pernah berhenti. Sejak kita lahir hingga membaca tulisan ini, semuanya pertempuran. Pertempuran melawan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan juga pertempuran melawan ketidak maha tahuan kita.
Kita tercipta menjadi seorang pemenang sayangnya kita sendiri menjadikan diri kita seorang pecundang. Bagaimana tidak waktu kita kecil kita tidak mampu berbuat apa – apa, yang bisa kita lakukan hanya menangis. Lihatlah diri kita sekarang, kita bisa berjalan bahkan berlari, kita bisa makan bahkan membuat makanan, kita bisa berbicara bahkan bernyanyi. Coba banyangkan apa yang akan terjadi apabila sejak kita terlahir kita menjadi seorang pecundang yang takut belajar berjalan karena takut jatuh, yang takut makan sendiri karena takut belepotan dan ketakutan – ketakutan yang lain. Mungkin manusia akan punah karena tak mampu berbuat apa – apa.
Apabila kita tercipta menjadi seorang pemenang, mengapa kita rubah diri kita menjadi seorang pecundang. Pecundang yang mencari kambing hitam atas kesalahannya, pecundang yang bila diberi penghalang akan berbalik arah, pecundang yang selalu mencari jalan pintas atas semua kesulitan, pecundang yang ingin sukses tanpa kerja keras dan pecundang yang selalu menunggu keajaiban turun dari langit.
Salah satu rintangan akan kita hadapi [UAS, UAN, Ujian semester], satu rintangan yang sangat mudah dibandingkan rintangan – rintangan yang akan kita hadapi dihari yang akan datang. Inilah saatnya kita menentukan menjadi siapakah kita? Seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang? Pemenang yang dengan sepenuh hati percaya bahwa dia akan menang, pemenang yang sadar bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya melainkan dengan usaha dan kerja keras, pemenang yang tidak akan berbalik arah hanya karena ada penghalang didepannya, pemenang yang tidak akan bingung tuk mencari jalan pintas karena dia tahu dia berada di jalan yang benar, pemenang yang selalu menambah bekalnya untuk menemani perjalanannya, dan pemenang yang tidak akan membohongi diri sendiri dan orang lain tuk berbuat curang.
Jika kita memilih menjadi pemenang, masih ada waktu tuk menyiapkan semua bekal, masih ada waktu tuk menyingkirkan semua rintangan, masih ada waktu tuk mengubah pikiran kita terutama tentang apa yang kita pikirkan tentang diri kita.
And the last:
U ar what u think! So, u must believe that u ar the winner!! If u believe it, u’ll be the big winner!!
S’mangat!! 

Rabu, 23 Mei 2012

Kata-kata Cinta Kahlil Gibran

Siapa yang tak kenal Kahlil Gibran? Salah seorang pujangga kenamaan yang karya dan kata-katanya hingga kini masih dicari oleh jutaan remaja dan dewasa yang sedang dilanda cinta. Kahlil sendiri adalah seorang Lebanon yang pernah hidup di Amerika. Karya-karyanya sangat terpengaruh oleh dua negara ini. Sejak kecil, ia memang telah suka mengamati badai, petir dan alam sekitarnya. Merangkai pengalamannya dalam kata.  
Kata-kata ini dapat sahabat temukan di berbagai blog. Saya suka mengoleksinya. Tentunya ini akan sangat membantu mengobati kerinduan dan debar-debar cinta di dada.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang.
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.
Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.
Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia, karena cinta itu membangkitkan semangat,hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.
Aku mencintaimu wahai kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau. Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita. Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan. Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku cintai…
Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta adalah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya.
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah senantiasa.
Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaiannya, dimanakah dia akan menemukannya, bagaimanakah dia akan bisa memperolehinya kembali?
Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu.
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencinta.
Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum.
Bekerja dengan rasa cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri orang lain dan kepada Tuhan. Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu? Bekerja dengan cinta bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.
Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya.
Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.

Mutiara Hikmah

Ukuran sukses sejati terletak pada kemampuan Anda merasakan pikiran bahagia (Erbe Sentanu)

Kita sering melihat semakin sukses seseorang semakin jauh rasanya dia dengan kebahagiaan yang dicarinya, bagai menggali sumur tanpa dasar untuk menyegarkan dahaganya yang tak terpuaskan (Erbe Sentanu)

Siapa mengenal dirinya ia akan mengenal Tuhannya (Nabi Muhammad SAW)

Ada dua cara menjalani kehidupan. Pertama, seolah seperti tidak ada yang ajaib. Kedua, seolah seperti semuanya adalah ajaib (Albert Einstein)
Keajaiban bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan hukum alam. Tetapi sesuatu yang bertentangan dengan pemahaman kita tentang hukum alam itu (St. Augustine)
Dialah yang membuat yang tidak ada menjadi tampak nyata, dan meskipun nyata ada, Dia pulalah yang membuatnya menjadi tidak tampak (Jalaluddin Rumi)

Bukan urusan saya untuk memikirkan diri saya sendiri. Urusan saya adalah untuk memikirkan Tuhan. Dan urusan-Nya lah untuk memikirkan saya (Simone Weil)

Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas (Ali bin Abi Thalib)

Manusia adalah produk hi-tech tercanggih (Robert Galvin, Chairman Motorola)

Dunia ini tidak pernah diam, meskipun dalam keheningan selalu bergetar tanda vibrasi yang tidak tertangkap panca indera (Albert Camus)

Semua ada di dalam dirimu. Mintalah melalui dirimu sendiri (Jalaluddin Rumi)

Manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang dialaminya datang atas daya tarik (undangan)nya sendiri (Elizabeth Towne, 1906)

Semua yang terjadi di luar adalah serupa dengan yang terjadi di dalam diri manusia yaitu pikiran dan perasaannya (Charles Brodie Patterson, 1899)

Otak manusia, seperti mesin yang bisa melakukan perawatannya sendiri. Ia bisa menyembuhkan dirinya dari segala kerusakan internal, sambil bergerak ke tingkat kinerja yang lebih tinggi (Prof. Robert Oates dan Gerald Swanson, PhD)

Perang terbesar adalah melawan diri kita sendiri (Nabi Muhammad Saw.)

Untuk berubah diperlukan pergeseran gelombang otak dari perjuangan pikiran sadar menjadi tuntunan bawah sadar. Pikiran Anda yang terlalu keraslah yang membuat Anda terjebak dalam masalah yang ingin Anda selesaikan (Paul T. Scheele, M.A.)

Hati memiliki logika yang tidak mampu dipahami oleh akal pikiran (Blaise Pascal)

My imagination create my reality (Walt Disney)

Manusia dibimbing oleh kekuatan yang lebih tinggi yang lebih berupa PERASAAN ketimbang pikiran. Dan, ketika Anda memahami kekuatan perasaan itu, Anda tahu pasti bahwa kekuatan itu datang dari Tuhan (Oprah Winfrey)

Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lengah dan ragu (Nabi Muhammad Saw)

Tanda yang diperoleh dalam hidup ini diterima oleh rasa sejati. Usahakanlah kau miliki rasa itu agar kau capai kesempurnaan hidupmu (Paku Buwana IV)

Istafti qalbak, Mintalah fatwa pada hatimu (Nabi Muhammad Saw)

Doa adalah senjata (alat kerja) orang beriman (Nabi Muhammad Saw.)

Kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat mengantarkan kepada kesuksesan (surga) (Ali bin Abu Thalib)

Aku (Allah) berkata kepada semua penduduk langit dan bumi : “Mintalah kepada-Ku!” Auk pun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikiran apa yang terpikir pada semuanya (HR. Ibnu Hasan)

Para Ilmuwan sudah menemukan ‘God Spot’ atau pusat spiritualitas di bagian temporal lobe otak manusia. Sirkuit saraf ini, jika diaktifkan, dapat berfungsi seperti antena yang membuat kita ‘tersambung’ dengan kekuatan Ilahi (Dr. Ebrahim Kazim)

Jadi Muslim, Kenapa Takut?

Akhir-akhir ini sering kita dengar bahwa orang-orang yang dikejar-kejar oleh aparat akibat aksi terorisme adalah sosok orang-orang yang rajin ke masjid, mengenakan busana muslimah (baca: cadar), dan memakai celana/pakaian di atas mata kaki (tidak isbal) sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi. Ringkasnya, mereka yang terlibat jaringan teroris itu rata-rata adalah orang yang dianggap punya semangat beragama dan aktif dalam kegiatan agama semacam sholat berjama'ah dan pengajian.
Pembaca sekalian, semoga Allah menetapkan kita di atas kebenaran. Sebenarnya Islam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah agama yang indah dan sempurna. Bagaimana tidak? Islam mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah hanya kepada satu sesembahan yang benar saja yaitu Allah Rabb yang menciptakan dan memelihara alam semesta. Sementara agama-agama yang lain menyeru manusia untuk beribadah kepada thaghut/sesembahan selain Allah, sesuatu yang sama sekali tidak menguasai walaupun hanya setipis kulit ari. Oleh karena itulah, agama segenap Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah di atas muka bumi ini adalah satu, dan itu tidak lain adalah tauhid. Allah ta'ala berfirman,
"Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut." (QS. an-Nahl: 36)
Dengan demikian, menjadi seorang muslim yang benar- benar bertauhid adalah cita-cita semua orang, jika mereka benar-benar ingin meraih kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Kenapa demikian? Sebab tidaklah Allah ta'ala mengutus para rasul di atas muka bumi ini melainkan untuk membimbing mereka untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu Allah mengaitkan antara ketaatan kepada Allah dan rasul dengan keberuntungan dan kemenangan. Allah ta'ala berfirman,
"Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia pasti akan mendapatkan keberuntungan yang sangat besar." (QS. al- Ahzab: 71)
Maka hakikat orang yang sukses itu adalah yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sementara, ketaatan paling agung di dalam Islam itu tidak lain adalah mewujudkan tauhid dan melenyapkan kemusyrikan dari dalam diri mereka. Dengan tauhid itulah seorang hamba akan mendapatkan karunia dari Allah berupa surga. Allah ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya barang siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah neraka, dan sama sekali tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim/musyrik itu." (QS. al- Ma'idah: 72)
Model Islam 'Pengecut'
Apabila kita tengok sejarah umat Islam di masa Nabi dan para sahabat, kita dapati memang ada sebagian orang yang rajin sholat berjama'ah di masjid, namun untuk sholat-sholat tertentu saja yaitu selain sholat Subuh dan 'Isyak. Di masa itu belum ada listrik dan penerangan seperti masa sekarang. Sehingga orang-orang yang tidak menghadiri jama'ah sholat Subuh dan 'Isyak tidak ketahuan siapa saja, karena keadaan gelap. Mereka itu tidak lain adalah kaum munafikin, yang jasadnya bersama kaum muslimin namun hati mereka bersama orang- orang kafir. Orang-orang munafik memang memiliki 'program' untuk menebarkan keragu-raguan di tengah barisan umat Islam. Di antara tipu daya mereka adalah dengan menampakkan kebersamaan di satu sisi, namun di sisi lain mereka menggerogoti kekuatan kaum muslimin dari dalam. Inilah model Islam 'pengecut' yang mereka tawarkan.
Nah, pada jaman kita sekarang ini pun terrnyata model Islam semacam itu masih ada. Mereka yang mempropagandakan liberalisme Islam, bahwa seorang muslim itu tidak boleh fanatik kepada ajaran agamanya, seorang muslim tidak boleh menganggap orang di luar Islam sebagai orang kafir, seorang muslim harus meyakini bahwa kebenaran itu ada pada semua agama, oleh sebab itu surga - dalam persepsi mereka- itu tidak hanya dihuni oleh orang Islam saja (baca: pengikut Rasulullah), namun siapa saja berhak masuk surga asalkan mereka beriman kepada Allah (baca: meyakini adanya Allah) dan hari akhir (baca: masa depan, kata mereka). Inilah kerancuan pemahaman yang ingin mereka sebar luaskan di tengah-tengah kaum muslimin, agar kaum muslimin terlepas dari ajaran agamanya sedikit demi sedikit hingga akhirnya Islam tinggal nama. Maka -harapan mereka- seorang muslim, tak ada lagi bedanya dengan seorang penyembah berhala. Dia tidak sholat, tidak berjama'ah di masjid, tidak mengenakan jilbab, laki-lakinya tidak memelihara jenggot, meniru gaya hidup orang kafir dan menjadi manusia berwatak binatang yang cita- citanya adalah memuaskan hawa nafsu perut dan beberapa senti di bawah perut. Inilah yang mereka dambakan siang dan malam!
Saudara-saudaraku sekalian, semoga Allah memberikan kesabaran kepada kita untuk menjaga agama ini dari rongrongan musuh Allah dan Rasul-Nya. Seorang muslim bukanlah sosok pengecut seperti yang mereka serukan. Seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan senantiasa memberikan loyalitasnya kepada Islam dan kaum muslimin. Bukankah Allah berfirman,
"Tidak akan kamu jumpai orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir itu berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, meskipun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka, atau sanak keluarga mereka. Mereka itulah orang- orang yang telah ditetapkan keimanan di dalam hati mereka dan Allah perkuat mereka dengan ruh/pertolongan dari- Nya..." (QS. al-Mujadilah: 22)
Maka orang yang mulia dan dihormati dalam pandangan seorang muslim adalah orang yang dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya karena iman dan amal salih mereka. Bukan semata- mata karena ucapan dan penampilan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat sebagian orang dengan sebab Kitab ini dan akan menghinakan sebagian orang dengan sebab Kitab ini pula." (HR. Muslim).
Bukankah Allah ta'ala juga berfirman,
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian." (QS. al-Hujurat: 13)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak memperhatikan kepada rupa- rupa kalian, tidak juga kepada harta-harta kalian, akan tetapi yang diperhatikan oleh Allah adalah hati dan amal-amal kalian." (HR. Muslim)
Maka orang-orang Liberal yang menyerukan kepada kaum muslimin untuk menanggalkan identitas dan karakter keislaman mereka, entah itu berupa busana muslimah, kesetiaan kepada Sunnah Nabi, dan komitmen kepada tauhid, pada hakikatnya mereka sedang menyeru kaum muslimin untuk 'nyemplung ' (menceburkan diri) ke dalam jurang kehinaan dan kerendahan. Sungguh akhlak yang sangat-sangat tercela! Adakah orang yang lebih pengecut daripada mereka yang mengatasnamakan intelektualisme Islam untuk memurtadkan umat Islam dari agamanya? Mereka itulah orang- orang yang rela menjual agamanya demi kenikmatan dunia yang tiada artinya di sisi Allah, seharga sayap nyamuk pun tidak!
Model Islam 'Robin Hood'
Pembaca sekalian mungkin masih ingat sosok bernama Robin Hood yang konon katanya pahlawan pembela rakyat kecil, namun menempuh perjuangannya dengan cara mencuri alias maling. Nah, ternyata di antara kaum muslimin pun ada orang-orang yang bertindak sebagaimana si Robin Hood tokoh yang jelas tidak layak untuk diteladani. Sebagian orang yang memiliki semangat membara di dalam dadanya untuk menyelamatkan umat Islam dari penjajahan pemikiran yang dilakukan oleh barat (baca: orang kafir) beserta antek-anteknya (di antaranya adalah penganut ajaran Liberal) berusaha untuk menumpas orang-orang kafir tanpa pandang bulu.
Mereka tidak peduli, yang penting mereka ingin menghancurkan orang kafir di mana saja dan dengan cara apa saja. Dalam hal ini mereka sangat jelas tampak tidak memiliki bekal ilmu dalam menempuh perjuangannya. Maka muncullah berbagai aksi bom bunuh diri, pengeboman, pembajakan pesawat, dan pemberontakan kepada penguasa muslim yang ada, atau yang populer dengan istilah teror. Sehingga hal itu menimbulkan terjadinya kekacauan di tengah-tengah masyarakat Islam. Saling curiga pun terjadi dan rasa aman tercabut. Orang-orang - terutama para pejabat negara dan orang asing- menjadi khawatir akan keselamatan diri mereka. Padahal Islam tidak membenarkan terjadinya pertumpahan darah kecuali ada alasan yang benar seperti dalam situasi perang dengan orang kafir. Apalagi jika yang terbunuh/ikut menjadi korban itu adalah orang muslim, maka dosanya jauh lebih besar dan lebih berat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Terbunuhnya seorang mukmin itu jauh lebih ringan daripada hilangnya dunia." (HR. Nasa'i)
Demikian pula, membunuh orang kafir tanpa hak adalah sebuah dosa besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barang siapa yang membunuh orang kafir yang terikat perjanjian -dengan individu atau pemerintah muslim- maka dia tidak akan mencium baunya surga. Sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun." (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
"Barang siapa bunuh diri dengan suatu alat/cara maka dia akan disiksa dengan cara itu pula di hari kiamat kelak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pembaca sekalian, alangkah bodohnya orang yang menganggap bahwa dakwah Islam adalah dakwah yang tidak mengenal kasih sayang. Tidakkah kita ingat bahwa tujuan dakwah Islam adalah mengentaskan umat manusia dari pemujaan kepada thaghut dan berbagai bentuk kemusyrikan yang ada? Dakwah tauhid adalah dakwah yang penuh dengan kasih sayang kepada umat manusia, bahkan kepada orang kafir sekalipun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbuat adil dan tidak menzalimi mereka. Sebelum mengobarkan perang, maka terlebih dulu beliau memerintahkan kepada pasukannya untuk mengajak orang-orang kafir agar masuk ke dalam Islam dan memeluk ajaran tauhid yang suci ini. Kalau mereka enggan maka masih ada alternatif bagi mereka untuk tetap hidup di bawah pemerintahan Islam dengan cara membayarkan jizyah kepada pemerintah. Nabi juga melarang membunuh anak-anak dan perempuan. Maka di manakah letak keadilan ketika darah manusia sudah tidak dihargai, nyawa mereka dilenyapkan begitu saja tanpa pandang bulu, gedung-gedung diledakkan dan harta serta fasilitas publik menjadi rusak dan tidak berfungsi? Di manakah letak keadilan pada aksi teror yang menghalalkan darah orang kafir tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari'at? Kalau mereka ingin menegakkan keadilan dengan cara semacam itu lalu di manakah letak keadilannya? Pikirkanlah wahai orang-orang yang berakal...
Perang yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat adalah peperangan suci yang tidak dikotori oleh kezaliman dan cara-cara kotor ala teroris. Ketika umat Islam berada dalam kondisi lemah bahkan jihad secara fisik itu tidak disyari'atkan, karena akan mendatangkan mafsadat/kerusakan yang lebih besar bagi kaum muslimin sendiri. Sebagaimana halnya ketika berada di Mekah -sebelum hijrah-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama para sahabatnya tidak melakukan aksi-aksi militer dan penyerangan secara fisik. Mereka mencukupkan diri dengan jihad dengan ilmu, jihad dengan al-Qur'an, bukan dengan pedang dan tombak.
Dua jenis 'tetangga' yang berbahaya
Maka kaum muslimin sekalian - semoga Allah merahmati kami dan anda- di masa sekarang ini kita hidup di antara orang-orang yang memiliki kecenderungan kepada salah satu di antara dua model manusia di atas. Dua jenis tetangga berbahaya yang harus kita waspadai. Yang pertama, orang-orang yang menganut pemikiran liberal dan menganggap semua agama sama, orang-orang yang bercita-cita untuk melepaskan kaum muslimin dari segala karakter dan kepribadian mereka. Yang kedua, orang-orang yang terseret dalam aliran menyimpang namun berpenampilan layaknya muslim dan muslimah yang taat. Mereka ingin membela Islam namun dengan cara-cara yang tidak benar. Inilah realita umat yang kita hadapi sekarang ini.
Tidak ada jalan keluar bagi kita dalam mengatasi persoalan ini kecuali dengan mengembalikan kepada al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman salafus shalih, menegakkan tauhid pada diri kita dan keluarga kita serta berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Menjauhi syirik dan bid'ah yang telah merajalela di tubuh umat ini. Itulah tugas kita bersama. Belum lagi, kita masih harus bekerja ekstra keras guna membersihkan umat ini dari segala penyimpangan akhlak dan moral yang banyak menimpa generasi mudanya.
Allah ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. ar-Ra'd: 11)
Allah ta'ala berfirman,
"Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir, hal itu lebih baik dan lebih bagus hasilnya." (QS. an-Nisaa': 59)
Allah ta'ala berfirman,
"Barang siapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk dan mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman maka Kami akan membiarkannya terombang-ambing di dalam kesesatannya, dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam, dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk- buruk tempat kembali." (QS. an- Nisaa': 115)
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata, "Ikutilah tuntunan, jangan kalian mengada-adakan sesuatu yang tidak ada ajarannya. Sebab kalian telah dicukupkan."
Imam Malik rahimahullah mengatakan, "Tidak akan baik keadaan akhir umat ini kecuali dengan sesuatu yang menyebabkan baik generasi awalnya."
al-Auza'i rahimahullah berkata, "Wajib atasmu untuk mengikuti jejak orang-orang yang terdahulu (para sahabat) dan jauhilah pendapat pikiran orang- orang itu meskipun mereka menghias-hiasinya dengan ucapan indah di hadapanmu."
Apabila hari-hari ini kita bersedih dengan teror fisik yang dilakukan oleh jenis 'tetangga' yang 'suka ribut-ribut dan berbau kematian' (istilahnya Imam Samudera) maka sudah sepatutnya pula kita prihatin dengan teror pemikiran yang dilakukan oleh jenis 'tetangga' yang sok intelek dan dianggap sebagai reformis yang ternyata berpikiran liberal. Apabila teror yang pertama melenyapkan nyawa tak bersalah dan menelan korban yang salah jalan, maka teror yang kedua mencabut kaum muslimin dari ruh dan jiwa keberagamaan mereka. Wallahul musta'an (Allah sajalah tempat kita meminta pertolongan)
Aduhai, di manakah posisi kalian wahai kaum muslimin?