Selamat Datang, Slahkan Masuk di Blog Saya,...

Blog ini berisi artikel-artikel menarik baik artikel Islam maupun umum yang bertujuan menambah wawasan sahabat-sahabat semua,...yang kadang sering tak terduga di sekitar kita..

Selasa, 29 Mei 2012

Jimat Karso

jimat
Kecil saja, hampir sebesar biji salak. Diikat dan dikalungkan di leher Karso. Entah terbuat dari apa, namun Karso terlanjur meyakininya sebagai jimat. Tolak bala bagi semua ancaman keselamatan. Memang terbukti, terakhir kali dua minggu lalu pelor polisi tak mempan menembus dadanya. Karso sehat walafiat, tanpa luka.
Karso memang seorang perampok. Jalan hidup yang sesungguhnya bukanlah sebuah keterpaksaan. Koh Ah Long pernah menawarinya menjadi centeng, mengawasi dan menjaga gudang tembakaunya. Tapi dia tolak mentah-mentah. Dia tak pernah mau menjadi bujang seseorang. Dengan ilmu kebal yang didapat lewat jimatnya itu, Karso lebih memilih menjadi pengeruk harta dari orang-orang kaya macam Koh Ah Long. Dosa? Ah dia sudah kehilangan nilai seperti itu sejak lama. Terlebih setahun setelah pergi meninggalkan rumah. Sebuah petaka yang menghancurkan keluarga. Entah siapa yang meracuni Karso, perilakunya mulai memburuk sejak dipecat mandor Juhri dari perkebunan karet. Kesehariannya kemudian berubah liar. Menganggur, mabuk, berjudi, dan bertengkar dengan ayahnya. Yang terakhirlah yang terparah. Karena kedapatan menjual gelang Anis, adiknya, ayah Karso akhirnya benar-benar murka. Karso diusir. Ibunya hanya bisa menangis-nangis. Tak bisa menahan, tak bisa juga menyesalkan.
Adalah Triman yang berhasil meyakinkan Karso soal jimat sebesar biji salak itu. Penasaran dan tanpa pertimbangan, Karso menggunakan sebagian uang hasil penjualan gelang itu untuk ditukar dengan jimat yang menurut Triman didapatnya dari seorang ajengan tempat Triman mengabdi. Karso percaya saja. Dia memang pernah mendengar Triman berhasil selamat tak terluka dari kecelakaan bis beberapa waktu lalu. Hanya Triman seorang. Penumpang lainnya kecuali luka berat, ya kehilangan nyawa. Tak banyak pantangan yang sempat disebutkan Triman. Tak ada juga amalan khusus yang mesti dilakukan sebelum kesaktian jimat itu berfungsi. Triman hanya menyampaikan bila kemampuan jimat itu akan bersinergi dengan raga Karso jika dia mampu menahan emosinya selama sebulan. Dan ternyata Karso berhasil. Kesaktian jimat itu bekerja sempurna. Korban dari aksi rampok pertamanya adalah bekas juragannya sendiri. Karso berhasil membawa kabur uang sebesar 25 juta rupiah dari rumah pribadi juragan Juhri tanpa mampu dihadang oleh dua pengawalnya. Seperti mencandu, aksi rampoknya berulang dengan sukses. Dan Karso selalu saja selamat.
***
Menjelang Jumat malam di sebuah desa dimana aksi perampokan sering terjadi, tersiar kabar bahwa Karso sang perampok tewas tertembus peluru. Mayat Karso dikerubung warga yang penasaran. Soal kesaktian jimat Karso memang telah tersebar. Mereka ingin tahu kebenaran isu itu. Benarkah jimat itu sakti? Lalu mengapa Karso tetap mati meski di lehernya masih bergantung jimat kecil sebesar biji salak? Mungkin sedang sial saja. Entahlah.
Ada yang mengaitkan kesialan Karso dengan kematian ibunya dua hari lalu. Karso dianggap kualat karena tak menghadiri pemakaman ibunya. Walaupun sebenarnya itu karena Karso yang tak mau diketahui keberadaannya. Yang jelas sejak meninggalnya sang ibu, tak ada lagi doa kesalamatan bagi Karso yang dipanjatkannya tiap malam.
***
Bandung, 24 November 2010

Senin, 28 Mei 2012

Benarkah Bulan pernah Terbelah?

Benarkah peristiwa menakjubkan 14 abad yabg lalu saat Rasulullah dengan izin Allah membelah bulan?. Apapun yang datang dari Allah dan Rasulnya masuk akal atau tidak maka tiada pilihan untuk menolaknya. Karena sebuah penolakan adalah sbuah jawaban sedekat apa Iman kita pada kebenaran itu?. Untaian Risalah berikut smoga bisa menambah keyakinan kita akan sebuah kebenaran,... kebenaran yang mutlak dari-Nya.  
Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)" Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ??Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:
Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.

Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,

"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shad

Indahnya Meminta Maaf Ala Si Kecil

Pernah mengajari anak balita untuk meminta maaf?  Setelah ‘berantem' dengan temannya,  mungkin Anda hanya mengatakan, "Ayo baikkan!", atau "Ayo minta maaf!" Bisakah mereka melakukannya? Mereka pasti tidak mengerti maksud Anda. Saya punya sebuah pengalaman bahwa mengajari meminta maaf kepada si kecil, bisa berhasil.
Suatu hari, seperti biasa saya memandikan putri saya, Syanita (hampir 3 tahun).  Dia masih senang menggunakan bak mandi plastik.  Selesai mandi, saya bersihkan baknya.  Syanita yang sudah memakai handuk, menunggu saya.  Biasanya ia masih bermain dengan bebeknya.  Tapi pagi itu saya kaget, karena ia bermain dengan sabun.  Tangannya disabuni lagi. Wah, saya kesal. Langsung saya rebut sabunnya dengan kasar.  Saya pukul tangannya. Saya basuh tangannya dengan air dingin.  Ia kaget. Menangis keras.  Saya gendong dia masuk ke kamar. Mengeringkan badannya dan mendandani seperti biasa.  Ia terus meraung-raung, meronta, membuat saya tambah marah.  "Nggak boleh main sabun! Jangan nangis! Diem! Cepet pake baju, dingin!" Kata-kata itulah yang keluar dari mulut saya, sementara puri saya terus menangis.  Anak saya juga berteriak, "Ibu nakal! Ibu nakal!" Akhirnya saya mengalah. "Iya, ibu nakal!" Biasanya memang seperti itu.  Kalau saya sudah mengaku nakal, nangisnya berhenti. 
Kejadian pagi itu sudah hilang dari ingatan saya.  Tapi, rupanya tidak begitu bagi putri saya.  Ia masih ‘dendam'.  Ketika diajak tidur siang, dia menolak.  Saya paksa dia tidur, dia malah minta jalan-jalan. Tapi saya tidak marah. Disuapi makan sore, malas-malasan.  Saya pun tidak marah.  Akhirnya ia mau makan.  Tapi seharian itu ia memang terlihat uring-uringan, membuat saya sangat cape.  Seharian itu ia tidak tidur siang, sehingga saya ingin cepat membuatnya tidur agar istirahatnya cukup.  Rencananya, sehabis sholat Magrib saya akan menidurkannya.  Setelah selesai sholat,  biasanya anak saya akan mencium tangan saya dan saya mendoakannya.  Tapi saat itu, anak saya diam saja.  Rupanya ia masih ‘dendam' kepada saya.  Ia bahkan tidak ikut sholat bersama.  Tiba-tiba saya berinisiatif, saya raih tangan mungilnya.  Saya cium tangannya dan saya berkata dengan lembut kepadanya.  "Ani, maafin ibu ya..., tadi ibu bikin Ani sedih ya? Ani sedih dipukul tangannya sama ibu?"  Dia mengangguk lalu memeluk saya.  Hmm... saya merasa benar-benar bersalah.
Karena itu saya ulangi lagi meminta maaf kepada anak saya.  "Ani maafin ibu ya!"  Kali ini dia menangis. Saya gendong Syanita,  membaringkannya di tempat tidur.  Setelah membuka mukena, saya ikut berbaring di sebelahnya.  Ani yang kecapean karena tidak tidur siang rupanya benar-benar sudah ingin tidur.  Tapi hatinya baru terasa nyaman setelah ucapan maaf mengalir dari mulut saya.  Saya jadi merasa sangat bersalah.  Saya tepuk-tepuk pantatnya.  Saya tawarin untuk bercerita.  Dia mengangguk.  Maka saya pun bercerita, dan ia langsung tertidur sambil memeluk saya. 
Keesokan harinya entah kenapa anak saya sulit diatur.  Pagi-pagi setelah mandi, ia ingin memakai baju piyama.  Ia menangis memaksa saya memakaikan piyama. Setelah berkali-kali dijelaskan bahwa baju piyama untuk dipakai sore sebagai baju tidur akhirnya anak saya menyerah.  Tapi ia masih marah-marah.  Siang hari Syanita masih membuat saya jengkel karena mau main di luar pada jam tidur siang.  Saya tidak memarahinya sama sekali.  Saya turuti permintaan ‘aneh'nya hari itu-jalan-jalan di siang hari.  Tapi, ia tetap tidur siang, meskipun sudah agak sore.  Saya memang menggerutu karena kesal dan mengadu kepada kakeknya soal tingkah laku Syanita.  Ketika Maghrib, ia menolak sholat bersama.  Tetapi ia memerhatikan sholat saya.  Setelah saya selesai sholat, ia lari mendekat dan mencium tangan saya.  Lalu ia berkata. "Ibu, maafin Ani ya...!" Saya terperanjat.  "Hah, anak sekecil ini meminta maaf dengan cara begini? Dari mana ia belajar bersikap seperti ini?", hati saya bertanya-tanya.  Ingatan saya langsung kembali pada peristiwa kemarin.  Saya terpana.  "Oh, jadi ia ingat kemarin saya meminta maaf dengan cara seperti ini.  Dan sekarang ia meminta maaf karena telah membuat saya jengkel sejak pagi sampai sore."  Saya tidak bisa menjawab permintaan maaf anak saya.  Segera saya peluk Syanita sambil saya ciumi pipinya.  "Anak  pinter!"  Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut saya.  Syanita telah belajar meminta maaf dari cara saya meminta maaf yang saya lakukan terhadapnya.***

I am The Winner (Motivasi Menghadapi UAN)

Seorang pecundang akan berkata “Ini mungkin, tapi sulit” sedangkan seorang pemenang akan berkata “Ini sulit, tapi mungkin
Sekarang kita tinggal memilih, kita akan menjadi siapa? Seorang pecundang atau seorang pemenang? Seorang pecundang yang hanya dengan melihat saja sudah menyerah, pasang kuda – kuda dan dalam hitungan ketiga lari menjauh. Seorang pecundang yang patah semangat, hilang kepercayaan diri, takut, dan percaya bahwa apa yang dilakukan akan percuma saja bahkan gatot (gagal total). Ataukah seorang pemenang, seorang pemenang yang percaya bahwa dia akan berhasil, dengan semangat, usaha, kerja keras, dan do’a dia percaya mampu menaklukkan dunia. Selanjutnya? Terserah anda!
Penulis yakin bahwa semua akan memilih menjadi seorang pemenang, karena memilih menjadi pemenang atau pecundang tidak sulit, sangat mudah hanya dengan memilih. Namun dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan.
Hidup adalah sumber masalah, pertempuran atau bahakan medan perang yang tidak akan pernah berhenti. Sejak kita lahir hingga membaca tulisan ini, semuanya pertempuran. Pertempuran melawan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan juga pertempuran melawan ketidak maha tahuan kita.
Kita tercipta menjadi seorang pemenang sayangnya kita sendiri menjadikan diri kita seorang pecundang. Bagaimana tidak waktu kita kecil kita tidak mampu berbuat apa – apa, yang bisa kita lakukan hanya menangis. Lihatlah diri kita sekarang, kita bisa berjalan bahkan berlari, kita bisa makan bahkan membuat makanan, kita bisa berbicara bahkan bernyanyi. Coba banyangkan apa yang akan terjadi apabila sejak kita terlahir kita menjadi seorang pecundang yang takut belajar berjalan karena takut jatuh, yang takut makan sendiri karena takut belepotan dan ketakutan – ketakutan yang lain. Mungkin manusia akan punah karena tak mampu berbuat apa – apa.
Apabila kita tercipta menjadi seorang pemenang, mengapa kita rubah diri kita menjadi seorang pecundang. Pecundang yang mencari kambing hitam atas kesalahannya, pecundang yang bila diberi penghalang akan berbalik arah, pecundang yang selalu mencari jalan pintas atas semua kesulitan, pecundang yang ingin sukses tanpa kerja keras dan pecundang yang selalu menunggu keajaiban turun dari langit.
Salah satu rintangan akan kita hadapi [UAS, UAN, Ujian semester], satu rintangan yang sangat mudah dibandingkan rintangan – rintangan yang akan kita hadapi dihari yang akan datang. Inilah saatnya kita menentukan menjadi siapakah kita? Seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang? Pemenang yang dengan sepenuh hati percaya bahwa dia akan menang, pemenang yang sadar bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya melainkan dengan usaha dan kerja keras, pemenang yang tidak akan berbalik arah hanya karena ada penghalang didepannya, pemenang yang tidak akan bingung tuk mencari jalan pintas karena dia tahu dia berada di jalan yang benar, pemenang yang selalu menambah bekalnya untuk menemani perjalanannya, dan pemenang yang tidak akan membohongi diri sendiri dan orang lain tuk berbuat curang.
Jika kita memilih menjadi pemenang, masih ada waktu tuk menyiapkan semua bekal, masih ada waktu tuk menyingkirkan semua rintangan, masih ada waktu tuk mengubah pikiran kita terutama tentang apa yang kita pikirkan tentang diri kita.
And the last:
U ar what u think! So, u must believe that u ar the winner!! If u believe it, u’ll be the big winner!!
S’mangat!! 

Rabu, 23 Mei 2012

Kata-kata Cinta Kahlil Gibran

Siapa yang tak kenal Kahlil Gibran? Salah seorang pujangga kenamaan yang karya dan kata-katanya hingga kini masih dicari oleh jutaan remaja dan dewasa yang sedang dilanda cinta. Kahlil sendiri adalah seorang Lebanon yang pernah hidup di Amerika. Karya-karyanya sangat terpengaruh oleh dua negara ini. Sejak kecil, ia memang telah suka mengamati badai, petir dan alam sekitarnya. Merangkai pengalamannya dalam kata.  
Kata-kata ini dapat sahabat temukan di berbagai blog. Saya suka mengoleksinya. Tentunya ini akan sangat membantu mengobati kerinduan dan debar-debar cinta di dada.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang.
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus. Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.
Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.
Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia, karena cinta itu membangkitkan semangat,hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.
Aku mencintaimu wahai kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau. Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita. Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan. Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku cintai…
Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta adalah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya.
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah senantiasa.
Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaiannya, dimanakah dia akan menemukannya, bagaimanakah dia akan bisa memperolehinya kembali?
Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu.
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencinta.
Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum.
Bekerja dengan rasa cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri, dengan diri orang lain dan kepada Tuhan. Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu? Bekerja dengan cinta bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.
Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyadari akan keabadiannya.
Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.

Mutiara Hikmah

Ukuran sukses sejati terletak pada kemampuan Anda merasakan pikiran bahagia (Erbe Sentanu)

Kita sering melihat semakin sukses seseorang semakin jauh rasanya dia dengan kebahagiaan yang dicarinya, bagai menggali sumur tanpa dasar untuk menyegarkan dahaganya yang tak terpuaskan (Erbe Sentanu)

Siapa mengenal dirinya ia akan mengenal Tuhannya (Nabi Muhammad SAW)

Ada dua cara menjalani kehidupan. Pertama, seolah seperti tidak ada yang ajaib. Kedua, seolah seperti semuanya adalah ajaib (Albert Einstein)
Keajaiban bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan hukum alam. Tetapi sesuatu yang bertentangan dengan pemahaman kita tentang hukum alam itu (St. Augustine)
Dialah yang membuat yang tidak ada menjadi tampak nyata, dan meskipun nyata ada, Dia pulalah yang membuatnya menjadi tidak tampak (Jalaluddin Rumi)

Bukan urusan saya untuk memikirkan diri saya sendiri. Urusan saya adalah untuk memikirkan Tuhan. Dan urusan-Nya lah untuk memikirkan saya (Simone Weil)

Engkau berpikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di dalam dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas (Ali bin Abi Thalib)

Manusia adalah produk hi-tech tercanggih (Robert Galvin, Chairman Motorola)

Dunia ini tidak pernah diam, meskipun dalam keheningan selalu bergetar tanda vibrasi yang tidak tertangkap panca indera (Albert Camus)

Semua ada di dalam dirimu. Mintalah melalui dirimu sendiri (Jalaluddin Rumi)

Manusia adalah magnet, dan setiap detail peristiwa yang dialaminya datang atas daya tarik (undangan)nya sendiri (Elizabeth Towne, 1906)

Semua yang terjadi di luar adalah serupa dengan yang terjadi di dalam diri manusia yaitu pikiran dan perasaannya (Charles Brodie Patterson, 1899)

Otak manusia, seperti mesin yang bisa melakukan perawatannya sendiri. Ia bisa menyembuhkan dirinya dari segala kerusakan internal, sambil bergerak ke tingkat kinerja yang lebih tinggi (Prof. Robert Oates dan Gerald Swanson, PhD)

Perang terbesar adalah melawan diri kita sendiri (Nabi Muhammad Saw.)

Untuk berubah diperlukan pergeseran gelombang otak dari perjuangan pikiran sadar menjadi tuntunan bawah sadar. Pikiran Anda yang terlalu keraslah yang membuat Anda terjebak dalam masalah yang ingin Anda selesaikan (Paul T. Scheele, M.A.)

Hati memiliki logika yang tidak mampu dipahami oleh akal pikiran (Blaise Pascal)

My imagination create my reality (Walt Disney)

Manusia dibimbing oleh kekuatan yang lebih tinggi yang lebih berupa PERASAAN ketimbang pikiran. Dan, ketika Anda memahami kekuatan perasaan itu, Anda tahu pasti bahwa kekuatan itu datang dari Tuhan (Oprah Winfrey)

Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lengah dan ragu (Nabi Muhammad Saw)

Tanda yang diperoleh dalam hidup ini diterima oleh rasa sejati. Usahakanlah kau miliki rasa itu agar kau capai kesempurnaan hidupmu (Paku Buwana IV)

Istafti qalbak, Mintalah fatwa pada hatimu (Nabi Muhammad Saw)

Doa adalah senjata (alat kerja) orang beriman (Nabi Muhammad Saw.)

Kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat mengantarkan kepada kesuksesan (surga) (Ali bin Abu Thalib)

Aku (Allah) berkata kepada semua penduduk langit dan bumi : “Mintalah kepada-Ku!” Auk pun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikiran apa yang terpikir pada semuanya (HR. Ibnu Hasan)

Para Ilmuwan sudah menemukan ‘God Spot’ atau pusat spiritualitas di bagian temporal lobe otak manusia. Sirkuit saraf ini, jika diaktifkan, dapat berfungsi seperti antena yang membuat kita ‘tersambung’ dengan kekuatan Ilahi (Dr. Ebrahim Kazim)

Jadi Muslim, Kenapa Takut?

Akhir-akhir ini sering kita dengar bahwa orang-orang yang dikejar-kejar oleh aparat akibat aksi terorisme adalah sosok orang-orang yang rajin ke masjid, mengenakan busana muslimah (baca: cadar), dan memakai celana/pakaian di atas mata kaki (tidak isbal) sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi. Ringkasnya, mereka yang terlibat jaringan teroris itu rata-rata adalah orang yang dianggap punya semangat beragama dan aktif dalam kegiatan agama semacam sholat berjama'ah dan pengajian.
Pembaca sekalian, semoga Allah menetapkan kita di atas kebenaran. Sebenarnya Islam yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah agama yang indah dan sempurna. Bagaimana tidak? Islam mengajarkan kepada umatnya untuk beribadah hanya kepada satu sesembahan yang benar saja yaitu Allah Rabb yang menciptakan dan memelihara alam semesta. Sementara agama-agama yang lain menyeru manusia untuk beribadah kepada thaghut/sesembahan selain Allah, sesuatu yang sama sekali tidak menguasai walaupun hanya setipis kulit ari. Oleh karena itulah, agama segenap Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah di atas muka bumi ini adalah satu, dan itu tidak lain adalah tauhid. Allah ta'ala berfirman,
"Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang mengajak: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut." (QS. an-Nahl: 36)
Dengan demikian, menjadi seorang muslim yang benar- benar bertauhid adalah cita-cita semua orang, jika mereka benar-benar ingin meraih kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Kenapa demikian? Sebab tidaklah Allah ta'ala mengutus para rasul di atas muka bumi ini melainkan untuk membimbing mereka untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh sebab itu Allah mengaitkan antara ketaatan kepada Allah dan rasul dengan keberuntungan dan kemenangan. Allah ta'ala berfirman,
"Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia pasti akan mendapatkan keberuntungan yang sangat besar." (QS. al- Ahzab: 71)
Maka hakikat orang yang sukses itu adalah yang benar-benar taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sementara, ketaatan paling agung di dalam Islam itu tidak lain adalah mewujudkan tauhid dan melenyapkan kemusyrikan dari dalam diri mereka. Dengan tauhid itulah seorang hamba akan mendapatkan karunia dari Allah berupa surga. Allah ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya barang siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah neraka, dan sama sekali tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim/musyrik itu." (QS. al- Ma'idah: 72)
Model Islam 'Pengecut'
Apabila kita tengok sejarah umat Islam di masa Nabi dan para sahabat, kita dapati memang ada sebagian orang yang rajin sholat berjama'ah di masjid, namun untuk sholat-sholat tertentu saja yaitu selain sholat Subuh dan 'Isyak. Di masa itu belum ada listrik dan penerangan seperti masa sekarang. Sehingga orang-orang yang tidak menghadiri jama'ah sholat Subuh dan 'Isyak tidak ketahuan siapa saja, karena keadaan gelap. Mereka itu tidak lain adalah kaum munafikin, yang jasadnya bersama kaum muslimin namun hati mereka bersama orang- orang kafir. Orang-orang munafik memang memiliki 'program' untuk menebarkan keragu-raguan di tengah barisan umat Islam. Di antara tipu daya mereka adalah dengan menampakkan kebersamaan di satu sisi, namun di sisi lain mereka menggerogoti kekuatan kaum muslimin dari dalam. Inilah model Islam 'pengecut' yang mereka tawarkan.
Nah, pada jaman kita sekarang ini pun terrnyata model Islam semacam itu masih ada. Mereka yang mempropagandakan liberalisme Islam, bahwa seorang muslim itu tidak boleh fanatik kepada ajaran agamanya, seorang muslim tidak boleh menganggap orang di luar Islam sebagai orang kafir, seorang muslim harus meyakini bahwa kebenaran itu ada pada semua agama, oleh sebab itu surga - dalam persepsi mereka- itu tidak hanya dihuni oleh orang Islam saja (baca: pengikut Rasulullah), namun siapa saja berhak masuk surga asalkan mereka beriman kepada Allah (baca: meyakini adanya Allah) dan hari akhir (baca: masa depan, kata mereka). Inilah kerancuan pemahaman yang ingin mereka sebar luaskan di tengah-tengah kaum muslimin, agar kaum muslimin terlepas dari ajaran agamanya sedikit demi sedikit hingga akhirnya Islam tinggal nama. Maka -harapan mereka- seorang muslim, tak ada lagi bedanya dengan seorang penyembah berhala. Dia tidak sholat, tidak berjama'ah di masjid, tidak mengenakan jilbab, laki-lakinya tidak memelihara jenggot, meniru gaya hidup orang kafir dan menjadi manusia berwatak binatang yang cita- citanya adalah memuaskan hawa nafsu perut dan beberapa senti di bawah perut. Inilah yang mereka dambakan siang dan malam!
Saudara-saudaraku sekalian, semoga Allah memberikan kesabaran kepada kita untuk menjaga agama ini dari rongrongan musuh Allah dan Rasul-Nya. Seorang muslim bukanlah sosok pengecut seperti yang mereka serukan. Seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir akan senantiasa memberikan loyalitasnya kepada Islam dan kaum muslimin. Bukankah Allah berfirman,
"Tidak akan kamu jumpai orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir itu berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, meskipun mereka itu adalah bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, saudara-saudara mereka, atau sanak keluarga mereka. Mereka itulah orang- orang yang telah ditetapkan keimanan di dalam hati mereka dan Allah perkuat mereka dengan ruh/pertolongan dari- Nya..." (QS. al-Mujadilah: 22)
Maka orang yang mulia dan dihormati dalam pandangan seorang muslim adalah orang yang dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya karena iman dan amal salih mereka. Bukan semata- mata karena ucapan dan penampilan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat sebagian orang dengan sebab Kitab ini dan akan menghinakan sebagian orang dengan sebab Kitab ini pula." (HR. Muslim).
Bukankah Allah ta'ala juga berfirman,
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian." (QS. al-Hujurat: 13)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda,
"Sesungguhnya Allah tidak memperhatikan kepada rupa- rupa kalian, tidak juga kepada harta-harta kalian, akan tetapi yang diperhatikan oleh Allah adalah hati dan amal-amal kalian." (HR. Muslim)
Maka orang-orang Liberal yang menyerukan kepada kaum muslimin untuk menanggalkan identitas dan karakter keislaman mereka, entah itu berupa busana muslimah, kesetiaan kepada Sunnah Nabi, dan komitmen kepada tauhid, pada hakikatnya mereka sedang menyeru kaum muslimin untuk 'nyemplung ' (menceburkan diri) ke dalam jurang kehinaan dan kerendahan. Sungguh akhlak yang sangat-sangat tercela! Adakah orang yang lebih pengecut daripada mereka yang mengatasnamakan intelektualisme Islam untuk memurtadkan umat Islam dari agamanya? Mereka itulah orang- orang yang rela menjual agamanya demi kenikmatan dunia yang tiada artinya di sisi Allah, seharga sayap nyamuk pun tidak!
Model Islam 'Robin Hood'
Pembaca sekalian mungkin masih ingat sosok bernama Robin Hood yang konon katanya pahlawan pembela rakyat kecil, namun menempuh perjuangannya dengan cara mencuri alias maling. Nah, ternyata di antara kaum muslimin pun ada orang-orang yang bertindak sebagaimana si Robin Hood tokoh yang jelas tidak layak untuk diteladani. Sebagian orang yang memiliki semangat membara di dalam dadanya untuk menyelamatkan umat Islam dari penjajahan pemikiran yang dilakukan oleh barat (baca: orang kafir) beserta antek-anteknya (di antaranya adalah penganut ajaran Liberal) berusaha untuk menumpas orang-orang kafir tanpa pandang bulu.
Mereka tidak peduli, yang penting mereka ingin menghancurkan orang kafir di mana saja dan dengan cara apa saja. Dalam hal ini mereka sangat jelas tampak tidak memiliki bekal ilmu dalam menempuh perjuangannya. Maka muncullah berbagai aksi bom bunuh diri, pengeboman, pembajakan pesawat, dan pemberontakan kepada penguasa muslim yang ada, atau yang populer dengan istilah teror. Sehingga hal itu menimbulkan terjadinya kekacauan di tengah-tengah masyarakat Islam. Saling curiga pun terjadi dan rasa aman tercabut. Orang-orang - terutama para pejabat negara dan orang asing- menjadi khawatir akan keselamatan diri mereka. Padahal Islam tidak membenarkan terjadinya pertumpahan darah kecuali ada alasan yang benar seperti dalam situasi perang dengan orang kafir. Apalagi jika yang terbunuh/ikut menjadi korban itu adalah orang muslim, maka dosanya jauh lebih besar dan lebih berat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Terbunuhnya seorang mukmin itu jauh lebih ringan daripada hilangnya dunia." (HR. Nasa'i)
Demikian pula, membunuh orang kafir tanpa hak adalah sebuah dosa besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barang siapa yang membunuh orang kafir yang terikat perjanjian -dengan individu atau pemerintah muslim- maka dia tidak akan mencium baunya surga. Sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun." (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
"Barang siapa bunuh diri dengan suatu alat/cara maka dia akan disiksa dengan cara itu pula di hari kiamat kelak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pembaca sekalian, alangkah bodohnya orang yang menganggap bahwa dakwah Islam adalah dakwah yang tidak mengenal kasih sayang. Tidakkah kita ingat bahwa tujuan dakwah Islam adalah mengentaskan umat manusia dari pemujaan kepada thaghut dan berbagai bentuk kemusyrikan yang ada? Dakwah tauhid adalah dakwah yang penuh dengan kasih sayang kepada umat manusia, bahkan kepada orang kafir sekalipun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbuat adil dan tidak menzalimi mereka. Sebelum mengobarkan perang, maka terlebih dulu beliau memerintahkan kepada pasukannya untuk mengajak orang-orang kafir agar masuk ke dalam Islam dan memeluk ajaran tauhid yang suci ini. Kalau mereka enggan maka masih ada alternatif bagi mereka untuk tetap hidup di bawah pemerintahan Islam dengan cara membayarkan jizyah kepada pemerintah. Nabi juga melarang membunuh anak-anak dan perempuan. Maka di manakah letak keadilan ketika darah manusia sudah tidak dihargai, nyawa mereka dilenyapkan begitu saja tanpa pandang bulu, gedung-gedung diledakkan dan harta serta fasilitas publik menjadi rusak dan tidak berfungsi? Di manakah letak keadilan pada aksi teror yang menghalalkan darah orang kafir tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari'at? Kalau mereka ingin menegakkan keadilan dengan cara semacam itu lalu di manakah letak keadilannya? Pikirkanlah wahai orang-orang yang berakal...
Perang yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat adalah peperangan suci yang tidak dikotori oleh kezaliman dan cara-cara kotor ala teroris. Ketika umat Islam berada dalam kondisi lemah bahkan jihad secara fisik itu tidak disyari'atkan, karena akan mendatangkan mafsadat/kerusakan yang lebih besar bagi kaum muslimin sendiri. Sebagaimana halnya ketika berada di Mekah -sebelum hijrah-, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersama para sahabatnya tidak melakukan aksi-aksi militer dan penyerangan secara fisik. Mereka mencukupkan diri dengan jihad dengan ilmu, jihad dengan al-Qur'an, bukan dengan pedang dan tombak.
Dua jenis 'tetangga' yang berbahaya
Maka kaum muslimin sekalian - semoga Allah merahmati kami dan anda- di masa sekarang ini kita hidup di antara orang-orang yang memiliki kecenderungan kepada salah satu di antara dua model manusia di atas. Dua jenis tetangga berbahaya yang harus kita waspadai. Yang pertama, orang-orang yang menganut pemikiran liberal dan menganggap semua agama sama, orang-orang yang bercita-cita untuk melepaskan kaum muslimin dari segala karakter dan kepribadian mereka. Yang kedua, orang-orang yang terseret dalam aliran menyimpang namun berpenampilan layaknya muslim dan muslimah yang taat. Mereka ingin membela Islam namun dengan cara-cara yang tidak benar. Inilah realita umat yang kita hadapi sekarang ini.
Tidak ada jalan keluar bagi kita dalam mengatasi persoalan ini kecuali dengan mengembalikan kepada al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman salafus shalih, menegakkan tauhid pada diri kita dan keluarga kita serta berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Menjauhi syirik dan bid'ah yang telah merajalela di tubuh umat ini. Itulah tugas kita bersama. Belum lagi, kita masih harus bekerja ekstra keras guna membersihkan umat ini dari segala penyimpangan akhlak dan moral yang banyak menimpa generasi mudanya.
Allah ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. ar-Ra'd: 11)
Allah ta'ala berfirman,
"Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir, hal itu lebih baik dan lebih bagus hasilnya." (QS. an-Nisaa': 59)
Allah ta'ala berfirman,
"Barang siapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk dan mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman maka Kami akan membiarkannya terombang-ambing di dalam kesesatannya, dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam, dan sesungguhnya Jahannam itu adalah seburuk- buruk tempat kembali." (QS. an- Nisaa': 115)
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata, "Ikutilah tuntunan, jangan kalian mengada-adakan sesuatu yang tidak ada ajarannya. Sebab kalian telah dicukupkan."
Imam Malik rahimahullah mengatakan, "Tidak akan baik keadaan akhir umat ini kecuali dengan sesuatu yang menyebabkan baik generasi awalnya."
al-Auza'i rahimahullah berkata, "Wajib atasmu untuk mengikuti jejak orang-orang yang terdahulu (para sahabat) dan jauhilah pendapat pikiran orang- orang itu meskipun mereka menghias-hiasinya dengan ucapan indah di hadapanmu."
Apabila hari-hari ini kita bersedih dengan teror fisik yang dilakukan oleh jenis 'tetangga' yang 'suka ribut-ribut dan berbau kematian' (istilahnya Imam Samudera) maka sudah sepatutnya pula kita prihatin dengan teror pemikiran yang dilakukan oleh jenis 'tetangga' yang sok intelek dan dianggap sebagai reformis yang ternyata berpikiran liberal. Apabila teror yang pertama melenyapkan nyawa tak bersalah dan menelan korban yang salah jalan, maka teror yang kedua mencabut kaum muslimin dari ruh dan jiwa keberagamaan mereka. Wallahul musta'an (Allah sajalah tempat kita meminta pertolongan)
Aduhai, di manakah posisi kalian wahai kaum muslimin?

Rajin Pengajian Kok Sesat?

Apabila kita cermati munculnya fenomena aliran dan pemahaman yang menyimpang di kalangan umat Islam -seperti halnya kasus yang sedang banyak dibicarakan yaitu tentang terorisme berkedok jihad- boleh jadi akan banyak orang yang merasa heran bercampur kebingungan. Bagaimana bisa orang yang dikenal rajin beribadah, aktif mengikuti kegiatan keagamaan, dan menunjukkan semangat yang tinggi dalam berislam ikut terseret dalam pemahaman yang sesat?
Jawabannya tentu tidak sulit. Sebab bagaimana pun juga semangat keberagamaan yang tidak dilandasi dengan ilmu yang benar tidaklah mencukupi. Bahkan hal itu bisa membahayakan diri sendiri serta orang lain. Oleh sebab itu, sebagian ulama salaf memperingatkan, "Barang siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka apa yang dirusaknya lebih banyak daripada yang diperbaiki."
Nah, mungkin ada orang yang mengatakan, "Bukankah mereka itu juga mempelajari al-Qur'an dan hadits, bahkan sudah jadi ustadz. Lalu di mana letak kesalahannya?"
Saudaraku sekalian, semoga Allah menambahkan kepada kita curahan petunjuk dan bimbingan-Nya. Seringkali kita lihat bahwa ternyata orang- orang yang menyimpang itu juga membawakan dalil ayat ataupun hadits untuk membela kekeliruan mereka. Sehingga orang yang tidak paham bisa saja akan mengiyakan dan minimal 'memaklumi' apa yang mereka lakukan. Apalagi kalau yang berbicara adalah sosok yang dianggap sebagai kyai dan ditokohkan oleh banyak orang. Sederhana saja, dia cukup mengatakan bahwa itu 'kan hasil ijtihad mereka, dan orang yang berijtihad itu meskipun salah ya tetap berpahala. Intinya mereka yang melakukan bom bunuh diri dan peledakan gedung itu tidak boleh disalahkan. Lha wong mereka itu mujahid kok, itulah inti yang dia maksudkan.
Mencomot ayat demi mendukung paham sesat
Sebenarnya perbuatan mencomot ayat atau hadits dan memelintirnya demi kepentingan membela pemikiran menyimpang bukanlah perkara baru. Kita masih ingat bagaimana dahulu di masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu orang- orang yang menganut paham Khawarij/pemberontak mengusung ayat inil hukmu illa lillah, artinya tidak ada hukum kecuali hukum Allah. Ayat itu mereka salah gunakan untuk mengkafirkan pemerintah yang berkuasa ketika itu yaitu Ali bin Abi Thalib karena mereka menganggap beliau tidak berhukum dengan hukum Allah.
Padahal apa yang beliau lakukan sama sekali tidak melanggar hukum Allah bahkan didukung oleh dalil dari al-Qur'an dan as- Sunnah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma ketika mendebat orang-orang Khawarij. Menghadapi tudingan itu, dengan cerdas Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu mengomentari sikap mereka yang tidak bisa memahami ayat secara utuh,
كَلِمَةُ حَقٍّ أُرِيدَ بِهَا بَاطِلٌ
"Itu adalah ucapan yang benar, namun maksudnya batil." (HR. Muslim dari Ubaidullah bin Abi Rafi' radhiyallahu'anhu)
Dari kejadian ini, kita bisa memetik pelajaran berharga bahwa semata-mata membawakan ayat atau hadits untuk mendukung suatu pendapat atau keyakinan tidaklah cukup apabila tidak diiringi dengan pemahaman serta metode penarikan kesimpulan hukum/istidlal dan istinbath yang benar.
Selain kejadian di atas, sebenarnya masih banyak contoh lainnya. Di antaranya adalah model penafsiran (lebih tepat dikatakan pemelintiran) makna 'Islam' yang dilakukan oleh penganut ajaran Islam Liberal. Mereka mengatakan bahwa istilah islam atau muslim itu tidak hanya mencakup pemeluk agama Islam. Menurut anggapan mereka, Islam adalah bentuk kepasrahan diri kepada Yang Maha benar, yaitu Allah. Maka di masa sekarang ini -menurut keyakinan mereka- siapa saja dan dari agama mana pun bisa menjadi muslim tanpa harus mengikuti agama Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Bagi mereka cukuplah seorang dikatakan sebagai muslim jika meyakini Allah itu ada dan meyakini adanya hari akhir yang mereka tafsirkan dengan masa depan. Padahal, kita semua sudah sama-sama mengerti bahwa Islam yang diterima oleh Allah -setelah diutusnya Rasulullah- adalah apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
"Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan- Nya, tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku di kalangan umat ini, baik Yahudi ataupun Nasrani kemudian dia mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaranku ini niscaya dia akan tergolong penduduk neraka." (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu)
Demikian pula banyak orang yang meyakini bahwa Allah itu ada di mana-mana. Mereka membawakan ayat wahuwa ma'akum ainama kuntum, "Dan Dia bersama kalian di mana pun kalian berada." Padahal Allah ta'ala sendiri telah menegaskan dalam banyak ayat demikian pula Nabi dalam banyak hadits bahwa Allah itu tinggi berada di atas langit, di atas Arsy-Nya. Secara naluri dan fitrah, ketika orang berdoa niscaya dia akan menengadahkan telapak tangannya dan mengangkatnya ke atas, bahkan sampai-sampai ada yang mendongakkan kepalanya. Apa itu artinya? Artinya setiap orang yang masih bersih fitrahnya akan meyakini bahwa Allah itu di atas. Bahkan tidak jarang kita dengar sebagian orang yang notabene jauh dari aktifitas agama kalau menemukan masalah atau musibah, maka dia pun berkata, "Ya kita serahkan saja pada yang di atas."
Itu beberapa contoh pemelintiran ayat yang dilakukan oleh sebagian orang. Mereka mengira bahwa apa yang mereka yakini adalah benar, namun ternyata keliru. Sungguh malang keadaan yang menimpa mereka, semoga Allah memberikan petunjuk-Nya kepada kita dan mereka.
Menyingkirkan yang jelas dan menonjolkan yang samar
Pembaca sekalian, semoga Allah mengarahkan gerak langkah kita di atas jalan-Nya. Salah satu ciri paling menonjol yang dimiliki oleh kaum ahlul bid'ah (penyeru kebid'ahan) dari sejak dulu hingga sekarang adalah gemar menggunakan dalil-dalil yang masih samar untuk mendukung pemikiran mereka dan kemudian menyingkirkan, menutup-nutupi, atau menyimpangkan makna dalil-dalil lain yang sudah tegas dan jelas. Seperti contoh kasus yang dibawakan di atas. Dalil yang samar itu biasa disebut sebagai ayat-ayat yang mutasyabih, sedangkan dalil yang jelas itu biasa disebut sebagai ayat-ayat yang muhkam. Allah telah menjelaskan hal ini di dalam firman-Nya,
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ
"Dialah -Allah- yang telah menurunkan kepadamu Kitab suci itu, di antaranya ada ayat-ayat yang muhkam yaitu Ummul Kitab sedangkan yang lain adalah ayat-ayat mutasyabihat. Adapun orang-orang yang di dalam hatinya menyimpan penyimpangan/zaigh maka mereka akan mengikuti ayat yang mutasyabih itu demi menimbulkan fitnah dan ingin menyimpangkan maknanya..." (QS. Ali Imran: 7)
Ibnu Juraij menjelaskan maksud ungkapan 'orang-orang yang di dalam hatinya tersimpan penyimpangan' di dalam ayat ini, "Mereka itu adalah orang-orang munafik." Hasan al-Bashri berkata, "Mereka itu adalah kaum Khawarij." Qatadah apabila membaca ayat tersebut maka beliau mengatakan, "Apabila mereka itu bukan Haruriyah (Khawarij, pen) dan Saba'iyah (Syi'ah, pen) maka aku tidak tahu lagi siapakah mereka itu." al-Baghawi berkata, "Ada pula yang berpendapat bahwa ayat ini mencakup semua ahli bid'ah." (Ma'alim at-Tanzil karya Imam al- Baghawi [2 /9] as-Syamilah)
'Aisyah radhiyallahu'anha meriwayatkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا رَأَيْتِ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكِ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ
"Apabila kamu melihat orang- orang yang mengikuti ayat-ayat mustasyabihat maka mereka itulah orang-orang yang disebut oleh Allah -di dalam ayat tadi- maka waspadalah kamu dari bahaya mereka." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dll)
Penulis syarah Sunan Abu Dawud berkata, "Ayat ini berlaku umum bagi semua kelompok yang melenceng dari kebenaran yaitu dari kalangan kelompok- kelompok bid'ah. Sesungguhnya mereka itu sering mempermainkan Kitabullah dengan permainan yang sangat keterlaluan, kemudian mereka menarik kesimpulan hukum dari ayat-ayat itu yang sebenarnya sama sekali tidak mengandung penunjukan atas apa yang mereka yakini, namun hanya demi menyembunyikan kebodohan diri mereka." (Aun al- Ma'bud [10 /117] as-Syamilah)
Nah, inilah yang terjadi. Jarang sekali ada orang yang berbuat bid'ah -terutama tokohnya- tidak membawakan ayat atau hadits untuk mendukung keyakinan dan pemahaman mereka yang keliru. Sehingga alangkah tidak tepat apabila ada orang yang berkeyakinan, "Yang penting kan ada dalilnya." Atau berkata, "Kamu ini jangan suka menyalahkan orang lain. Kebenaran itu milik Allah, bukan milik kamu!". Atau dengan ungkapan, "Mbok ya toleransi dengan orang lain yang berbeda pendapat denganmu. Jangan jadi orang yang maunya menang sendiri." Ada lagi yang berujar, "Yang penting kan niatnya. Innamal a'malu bin niyat, iya kan?!". Atau berkata, "Jadi orang itu jangan picik, semua orang 'kan bebas berpendapat." Dan seabrek celotehan lain yang pada hakikatnya adalah bertujuan untuk menyimpangkan manusia dari jalan kebenaran. Orang yang tidak mengerti akan manggut-manggut dan takluk di bawah silat lidah mereka yang tidak bermutu itu. Allahul musta'an (Allah semata tempat kita minta pertolongan).
Salah penafsiran
Untuk menunjukkan kepada pembaca sekalian tentang bukti kejahatan kaum ahli bid'ah ini terhadap dalil syari'at maka berikut ini kami bawakan sebuah ayat yang dicomot oleh sebagian kalangan untuk membela pendapat yang menyatakan bahwa terorisme itu adalah bagian dari ajaran Islam. Allah ta'ala berfirman,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ
"Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka -musuh- kekuatan apa saja yang kalian sanggupi, kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian..." (QS. al-Anfal: 60).
Mereka menafsirkan kata irhab (menggentarkan musuh) di dalam ayat ini dengan istilah teror. Sehingga melakukan teror kepada orang-orang kafir - selama mereka dianggap 'memusuhi' Islam- adalah sah-sah saja, bahkan berpahala karena itu adalah bagian dari jihad. Bagaimana kita menjawab syubhat/kerancuan ini?
Syaikh Abdullah bin al-Kailani berkata menjelaskan maksud ayat ini, "Sesungguhnya irhab/menggentarkan yang diperintahkan sebagaimana tertera di dalam al-Qur'an al- Karim itu khusus berlaku bagi orang-orang [kafir] yang melampaui batas dengan tujuan memalingkan mereka dari tindakan permusuhan yang mereka lakukan di saat hal itu mereka lancarkan (di saat perang maksudnya, pen). Akan tetapi maksud irhab di sini bukanlah irhab/teror yang sengaja melanggar batas sebagaimana yang dimaknakan di masa kini yang pada hakikatnya justru ditolak oleh ajaran Islam." (al-Irhab wal Unuf wa at- Tatharruf fi Dhau'i al-Kitab wa as-Sunnah, hal. 12 as-Syamilah)
Oleh sebab itu Majma' al-Fiqhi al- Islami dalam konferensi ke-13 yang diselenggarakan pada tanggal 26 Syawwal 1422 H (10 Januari 2002) di Rabithah al- 'Alam al-Islami di Mekah Mukarramah telah menetapkan bahwasanya gerakan radikal, mengumbar kekerasan, dan terorisme sama sekali tidak termasuk bagian dari ajaran Islam. Lembaga ini juga menyatakan bahwa perbuatan itu adalah tindakan yang membahayakan serta menimbulkan dampak yang buruk dan keji. Di dalamnya terkandung tindakan yang melampaui batas dan kezaliman terhadap manusia (lihat al-Irhab, al-Mafhum wa al- Asbab wa Subul al-'Ilaj, hal. 16 as-Syamilah)
Syaikh Abdurrahman bin Mu'alla al-Luwaihiq menjelaskan bahwa dengan pengkajian lebih dalam dapat disimpulkan bahwa sebagian sisi persoalan terorisme ini telah dibahas oleh para ulama aqidah dan fiqih serta telah dijelaskan hukum-hukumnya di dalam bab khusus yang dinamai Bab Qital ahlil baghyi yang artinya: memerangi pembuat kekacauan (al-Irhab wa al- Ghuluww, hal. 28 as-Syamilah). Dan dari sisi yang lain orang- orang yang melakukan teror ini pun dapat dikategorikan sebagai pengusung paham Khawarij, penebar kerusakan di atas muka bumi, dan termasuk kategori orang yang bertindak ghuluw/melampaui batas. Yang jelas Allah ta'ala tidak mencintai orang-orang yang membuat kerusakan. Allah ta'ala berfirman,
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang menebarkan kerusakan." (QS. al- Qashash: 77)
Bahkan Allah memberikan hukuman yang sangat keras bagi orang-orang yang gemar menebar teror dan kerusakan di muka bumi ini. Allah ta'ala berfirman,
إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bersilang, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka berhak memperoleh siksaan yang besar." (QS. al-Ma'idah: 33)
Di dalam tafsirnya Syaikh as- Sa'di rahimahullah berkata, "Orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya itu adalah orang-orang yang secara terus terang memusuhi Allah serta membuat kerusakan di muka bumi dalam bentuk kekafiran, pembunuhan, perampasan harta, maupun menebarkan rasa takut di jalan-jalan." (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 229-230).
Pendapat yang populer menyatakan bahwa ayat ini berbicara tentang hukuman yang dijatuhkan kepada perampok. Apabila mereka melakukan perampokan sekaligus pembunuhan maka mereka berhak untuk dihukum bunuh dan disalib sebagai pelajaran dan peringatan bagi orang-orang selain mereka. Apabila mereka membunuh namun tidak merampas harta maka mereka cukup dihukum bunuh, tanpa disalib. Apabila mereka hanya merampas harta dan tidak melakukan pembunuhan maka hukuman bagi mereka adalah dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang, yaitu tangan kanan dan kaki kirinya yang dipotong. Apabila mereka menakut-nakuti orang tanpa disertai dengan pembunuhan dan perampasan harta (ancaman bom misalnya, pen) maka mereka diusir dari negerinya dan tidak boleh menetap terus menerus di suatu daerah selama taubat mereka belum tampak nyata. Inilah pendapat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma serta banyak ulama lainnya, meskipun dalam sebagian perkara mereka berbeda pendapat (Diringkas dari Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 230).
Kemudian, Syaikh as-Sa'di rahimahullah juga menyampaikan pelajaran yang sangat berharga -semoga kita bisa meresapi hikmahnya-, "Apabila kejahatan ini sedemikian besar persoalannya dapatlah diketahui bahwasanya membersihkan muka bumi ini dari para penebar kerusakan, menjaga keamanan jalan dari ancaman pembunuhan dan perampokan harta serta membebaskan cekaman rasa takut dari masyarakat merupakan salah satu kebaikan yang paling baik, ketaatan yang paling mulia, dan merupakan bentuk perbaikan di muka bumi. Sebagaimana pula lawannya dikategorikan sebagai tindak perusakan di muka bumi." (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 230).
Inilah kesimpulan cerdas seorang ulama tafsir mumpuni dan memiliki kapasitas untuk berijtihad seperti beliau. Amat berbeda dengan kesimpulan penafsiran yang dilontarkan oleh sebagian orang yang dijuluki sebagai ustadz dan kiyai tapi tidak mengerti manhaj/metode penafsiran yang benar terhadap ayat-ayat dan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah merenungkan hal ini baik-baik, kita sangat berharap agar saudara kita yang salah jalan -dan masih hidup- mau menyadari kekeliruannya, bertaubat, dan segera kembali kepada jalan yang lurus, yaitu jalannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Wa shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil 'alamin.

Motto Dukun: "Anda Bertanya Kami Membual"

Pengakuan Seorang Dukun:
Di halaman ini anda akan menemukan trik-trik kesuksesan kami dan paranormal lain dalam memperdayai para pengikut dan pasiennya:
Sebagai layaknya seorang dukun, bomo, paranormal, orang pintar, atau apapun namanya, kami melakukan banyak kebohongan-kebohong an kepada publik supaya mereka tetap memberikan sikap positif terhadap kami bahkan tidak sedikit dari mereka menganggap kami sebagai seorang wali yang keramat.
Berikut ini adalah penjelasan2 pendek dari trik2 kami:
1. forum internet
Kami membuka forum di internet pada awal tahun 1999 sampai awal tahun 2000 , dimana pengunjung bebas mengajukan pertanyaan kepada kami seputar topik supranatural. Dalam setengah tahun, kami melayani 20 sampai 35 pengunjung perhari dari sekitar 250 members yang terdaftar dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Brunei, Malaysia, Belanda, Australia dsb. Akhirnya pada awal 2000, kami menutup forum tersebut karena salah satu dari anggota guru yang berkecimpung di bidang komputer/internet, mendapatkan tugas ke kota Padang untuk membantu salah satu pejabat pemerintah di sana dalam masalah supranatural.
Peringatan2: Ilmu sihir memang benar keberadaannya tapi tinggi nya ilmu tersebut selalu tidak pernah sebanding dengan tinggi kebohongan-kebohong an orang yang mempunyai ilmu tersebut karena maksud-maksud komersial.
2. Pasien palsu
Salah satu surat kabar lokal, yang kebetulan wartawannya adalah pasien kami, pernah mewawancara kami. Sebelum kunjungan wawancara tsb, kami sengaja membuat suatu drama instan dengan kegiatan-kegiatan rihersal dimana salah satu anggota padepokan kami rekayasa untuk menjadi seorang pasien yang bisa kami sembuhkan secara cepat serta menebak-nebak masalah yang sang pasien hadapi.
Drama ini cukup berhasil karena anggota kami yang menyamar menjadi pasien dan berpura-pura kemasukan setan, membuat sang wartawan terkagum-kagum karena kami bisa sembuhkan secara cepat. Setelah seminggu, kami bangga melihat foto adegan tersebut di koran dengan beberapa kolom yang merangkum tentang kehebatan padepokan kami. Kamipun merasa senang karena hal tersebut merupakan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk melakukan kampanye pemasaran secara gratis.
3. Pasien fiktif (Artis, politisi, usahawan dll)
Salah satu trik kami dan paranormal lainnya yaitu kami sering mengumbar tentang pasien kami dengan cara mengklaim bahwa beberapa politisi dan artis sebagai pasien tetap kami. Ini penting bagi status dan imej perguruan kami dimata para pasien lain karena imej tersebut terbukti mampu membuat kualitas servis dan produk kami seakan-akan menjadi terangkat di mata para tamu dan pasien.
4. Nasihat munafik untuk menutupi sifat-sifat Syirik dalam melakukan praktek- praktek perdukunan/ilmu ghaib diperguruan kami.
Dalam melakukan kemunafikan, terkadang saya sangat merasa bersalah. Saya menganggap diri saya adalah paling rendah di dunia dalam melakukan kemunafikan saya. Kenapa? Karena terkadang saya harus memberikan nasihat-nasihat kosong tentang bahayanya ilmu hitam/sihir dan syirik kepada para pasien/tamu seakan-akan ilmu saya memang benar-benar ilmu yang datang dari Allah dan bisa dipelajari siapa saja.
Sedangkan saya sendiri TAHU bahwa saya adalah salah satu manusia yang menjalankan praktek-praktek keji tersebut. Terkadang saya sering tidur gelisah dalam kebodohan dan beranggapan bahwa saya adalah binatang yang lebih rendah dari segala mahluk Tuhan karena secara sadar saya tahu bahwa perbuatan syirik adalah paling dibenci Allah, sedangkan saya sendiri melakukan hal itu secara sadar dan sengaja.
Waktu itu hati saya telah mati dan hanya memikirkan kenikmatan dunia padahal saya selalu berusaha sembunyi dalam pengetahuan saya. Saya lupa bahwa hidup di dunia hanyalah sekilas dan saya isi hidup saya dengan kedustaan dan kehinaan seperti para dukun dan paranormal lain yang berpura- pura berwibawa didepan publik.
5 . Senjata berupa ayat2 dari al-Qur'an dan hadist- hadist PALSU
Setiap jumat kami mengadakan pengajian di ruangan belakang perguruan kami dan banyak peserta pengajian bertanya sekitar ilmu supranatural. Di sini kami sudah menetapkan dua orang guru untuk menghafal beberapa ayat-ayat Quran untuk menepis segala pertanyaan yang bersifat ofensif.
Perlu diingat: terkadang kami kewalahan mendapatkan pertanyaan dan kami melontarkan ayat-ayat tersebut untuk membenarkan mempelajari ilmu ghaib/sihir walaupun terkadang ayat-ayat yang dilontarkan tidak ada hubungannya dengan topik yang sedang diperdebatkan. Sehingga seakan-akan agama membenarkan praktek2 ilmu ghaib.
Salah satu dari guru kami juga sudah mempersiapkan hadist2 dan tabaruk2 palsu yang berisi sejarah kenabian yang sudah kami modifikasi sedemikian rupa untuk pembenaran praktek- praktek sirik yang kami lakukan. Hadist-hadist atau tabaruk- tabaruk ini kami bagikan sebelum acara pengajian ataupun dalam acara-acara spritual lainnya.
6. Moto rahasia kami yaitu ANDA BERTANYA KAMI HARUS MEMBUAL
Itulah sejujurnya misi pernyataan kami dalam menjalankan praktek2 sirik kami. Kenapa? Karena sebetulnya kamipun tidak mengetahui seberapa tinggi ilmu kami dan bisa tidaknya diterapkan kepada masalah/problem masing-masing pasien. Kunci kami sebenarnya yaitu hanya berusaha untuk meyakinan sang pasien saja. Karena dengan cara tersebut, mereka akan terus PERCAYA dengan ilmu-ilmu ghaib yang kami berikan. Bahkan secara moral kami merasa diseret untuk menjawab suatu pertanyaan yang kami tidak pernah mempunyai keahlian didalamnya.
7. Puasa gila dan ilmu fiktif
Saya pernah mendapatkan seorang tamu dari Jakarta yang menginginkan ilmu pedang senja yang kami sebenarnya TIDAK pernah miliki (karena ilmu pedang senja tsb hanya karangan salah satu anggota diperguruan kami). Kebetulan tamu tersebut mendapatkan informasi dari bekas anggota kami yang menetap di daerah rawamangun.
Beliau mampu membayar beberapa juta untuk medapatkan ilmu tersebut yang kami klaim mampu meningkatkan wibawa, rejeki, aura, membaca pikiran orang lain, menarik benda-benda di alam ghaib dan juga mampu menciptakan saudara kembar yang bisa berjalan menembus ruang dan waktu. Saya dan para guru yang lain mendiskusikan untuk mencari jalan keluar bagaimana untuk meyakinkan sang tamu.
Akhirnya kami sepakat dan mengajukan SYARAT-SYARAT GILA yang sangat berat kepada tamu tersebut. Persyaratan gilanya yaitu: berpuasa selama 6 hari sambil bersemedi di alam terbuka bersama 10 orang lainnya. Persyaratan tersebut sengaja kami buat agar kami mempunyai BANYAK ALASAN untuk menggagalkan usaha tamu tersebut dalam menjalani persyaratan- persyaratannya.
Contohnya, diantara 10 orang tersebut, pasti salah satu atau beberapa orang dari mereka tidak akan mampu melakukannya sehingga kami mempunyai alasan untuk menggagalkan usaha- usaha tersebut, lagipula puasa 5 hari di alam terbuka sudah merupakan sesuatu yang SULIT dilakukan oleh orang biasa. Andaikata seluruh peserta puasa tersebut berhasil, kami sepakat untuk mencari alasan-alasan lain yang menyatakan bahwa salah satu dari mereka telah gagal dan tidak kusyuk dalam melakukan usaha tersebut.
8. Gelar-gelar palsu untuk menambah gengsi kami
Salah satu anggota guru kami pernah tinggal di Malaysia selama 2 tahun sebagai tenaga kerja ilegal. Sepulang dari Malaysia, beliau mempunyai sedikit kemampuan berbahasa inggris sehingga seringkali beliau mengaku sebagai sarjana muda dari universitas Al-Azhar, di Mesir.
Ide gila ini dia dapatkan dari ketua dewan guru mahesa kurung di kota Bogor yang bernama LISMAN SUMARDJANI yang mengaku-ngaku dengan bangga sebagai Kyai, haji, insinyur sekaligus bergelar MBA yang belakangan konon salah satu anggotanya sendiri pernah mengakui bahwa beliau tidak mengerti mengenai analisa keuangan secara fundamental sekalipun ketika seseorang menantang untuk membicarakan masalah keuangan di forum.
Beliau juga seorang moderator di forum dengan alamat www.mkalm.com. Mungkin karena telah lama bergelut dibidang perdukunan sehingga intelektualitas dan moral edukatif sang pemegang gelar menjadi hilang tanpa bukti. Seperti halnya praktek perdukunan lainnya yang tidak lepas dari pernyataan misi: KEBODOHAN ANDA ADALAH KEUNTUNGAN KAMI .
Peringatan: Jangan pernah terkagum-kagum dengan seorang dukun yang pandai berdebat atau menguatkan argumennya dengan menggunakan ayat-ayat dari kitab suci. Kalau anda baca secara seksama dan perhatikan potongan2 kitab suci tersebut maksudnya dapat berarti luas, dan penempatannya yang salah sebetulnya dapat memporak- porandakan maksud dari ayat2 tersebut. Ingatlah Kebodohan anda adalah keuntungan mereka. Dan Al-Quran tidak pernah membenarkan praktek-praktek perdukunan yang berkedok agama.
9. Membuat kami dikultuskan
kami juga menjual barang- barang padepokan berupa keris, kaos, sabuk, batu cincin, dompet, bahkan foto2 semua guru yang telah kami "isi". Walaupun penjualan barang-barang tersebut adalah sirik dan paling dilaknat oleh Tuhan, kami pernah melupakanNya DEMI KESERAKAHAN kami akan uang dan kehormatan dari para pasien. Pemikiran yang kami yakini dalam hal ini yaitu: Semakin banyak barang-barang yang mereka beli, semakin keramat kami dimata pasien.
Peringatan: Demi materi dan kehormatan, manusia dapat menipu, mempersekutukan tuhan, menganiaya manusia lain melalui pembodohan, pembunuhan dsb karena mereka merasa segala kesalahan dan dosa dapat dinegosiasikan dengan Tuhan.
10. Ramalan
Dalam hal ramalan, jangan heran kalau kami dan paranormal2 lain meramalkan secara umum (tidak mendetil) karena celah-celah kosong akurasinya bisa kami gunakan sebagai alasan bila ramalan kami meleset. Ini cuma salah satu contoh dari trik-trik murahan yang dilakukan oleh kami dan paranormal lain sejak dahulu. Hal yang kami takuti yaitu bila kami kedatangan tamu untuk meminta nomor judi secara detil. Dan kami MEMBENCI pasien atau tamu yang banyak bertanya mengenai ramalan- ramalan secara detil.
Bila anda mendapati orang yang mengaku bisa melihat keadaan masa mendatang (meramal), tertawakanlah, sinislah, bahkan anggaplah sebagai manusia hina. Bahwa seorang dukun akan menjadi kaya raya melalui permainan option dipasar finansial dan tidak akan menyandarkan hidupnya dari sedekah pasien melalui kebohongan-kebohongan yang dia jual.
Tinggal memilih anda yang ditertawakan oleh peramal atau anda yang mentertawakan mereka.
11. mendiskreditkan perguruan lain
Selama saya menjadi guru di padepokan atau selama saya belajar ilmu sihir, hal-hal yang merupakan keharusan untuk membangkitakan loyalitas para anggota terhadap perguruan kami yaitu dengan cara MENDISKREDITKAN ilmu-ilmu dari perguruan-perguruan lain. hal ini kami lakukan semata-mata karena dunia perdukunan merupakan kompetisi sempurna dimana pasien akan dapat mudah menemukan perguruan atau paranormal lain sehingga hal ini dimaksudkan untuk mencegah arus keluarnya para anggota untuk pindah keperguruan lain.
Jangan heran bila antara perguruan ilmu ghaib selalu saling melecehkan dan mentertawakan satu sama lain karena itu semata-mata disebabkan alasan2: "KITA SAMA-SAMA TAHU TENTANG RAHASIA SESAMA PARANORMAL" dan dalam dunia paranormal terdapat etika-etika tertentu untuk menjaga rahasia strategi masing-masing perguruan. Tak jarang juga Bahkan diantara paranormal seringkali mengirimkan anak buahnya ke perguruan lain dengan cara menyamar sebagai pasien/anggota supaya mereka tahu trik-trik baru yang perguruan lain lakukan.
Mendiskreditkan atau saling mencurigai diantara perguruan yang satu dengan yang lain adalah hal yang normal bagi dunia paranormal/perdukunan. Anda sebagai pasien, mempunyai kontrol penuh untuk melawan atau keluar dari perguruan yang anda rasa telah melakukan hal- hal di luar ajaranNya. Ingat: Jangan pernah anda akan dijadikan objek/ korban, merekalah yang menjadi korban alami sebenarnya karena mereka sumber kebodohan.
12. ilmu karangan berdasarkan kreatifitas imajinasi kami
Jangan heran kalau anda pernah mendengar ilmu-ilmu seperti ilmu pedang senja, ilmu hikmatul rohim, ilmu fathyatul sinai, ilmu selereng pisau dan lain-lain. sebetulnya ilmu itu tidak ada sama sekali dan hanya hasil karangan kami untuk menarik para penggemar ilmu untuk ditukarkan dengan mahar berjumlah ratusan ribu bahkan jutaan. Kamipun telah membuat dongeng-dongeng mengenai sejarah ilmu-ilmu palsu tersebut supaya terdengar lebih prestis.
Peringatan: Ilmu kaya itu tidak pernah paranormal miliki dan tolong gunakan logika anda: Darimana datangnya penghasilan seorang dukun/paranormal yang mengaku memiliki ilmu kaya? ....jawabannya yaitu dari ANDA!!!, yang menjadi korban penipuan mereka.
Bahkan lucunya, beberapa paranormal yang dirinya dan kelurganya gagal dalam hidup dan usaha, seringkali berani menjual ilmu-ilmu kaya kepada publik. Ironis sekali. Pembodohan tersebut merupakan tindakan kriminalitas.
13. Menggunakan kata Khodam
Salah satu senjata dari seorang paranormal/dukun yaitu mereka akan mengajarkan anda untuk meminta sesuatu lewat khodam (makhluk karangan mereka yang konon mereka akui sebagai malaikat tapi keberadaannya tidak ada di dalam Al-Quran) Bahkan mereka membenarkan hal tersebut dengan mengatakan: Khodam sama seperti dokter, mekanik atau manusia-manusia yang mempunyai profesi lain, sehingga kita dibenarkan untuk berinteraksi kepada khodam dengan cara wirid, puasa, semedi atau lelaku lainnya.
Salah satu argumen kami dan paranormal lain yaitu: :"BERINTERAKSI KEPADA KHODAM MELALUI PUASA, AMALAN2, WIRID DSB ADALAH HAL YANG WAJAR SEPERTI HALNYA MEMINTA BANTUAN KEPADA DOKTER. APAKAH MEMINTA PERTOLONGAN DOKTER ADALAH SYIRIK???" (begitulah argumen yang sangat populer di kalangan kami dan paranormal lain untuk membodohi umat)
tidak lupa kami juga seringkali mengatasnamakan Al-Quran dalam melakukan pembodohan- pembodohan yang merugikan untuk menutupi AKAL para pengikut kami.
14. Menumbuhkan SUGESTI para pengikut/pasien kami
INI ADALAH TRIK KAMI YANG PALING PENTING untuk menumbuhkan kepercayaan pasien kepada kami. Misalnya dalam melakukan tipu daya kepada para pasien atau pengikut, sering kami mengajarkan mereka untuk konsentrasi dalam merasakan getaran-getaran GHAIB pada dirinya yang SEBENARNYA TIDAK ADA . Itu hanya sugesti dan perasaan mereka saja.
Anehnya, terkadang mereka "mencari muka" kepada kami sehingga mereka menggerak- gerakan badannya dengan sangat intens bahkan kelihatan seperti orang KESURUPAN. SEMAKIN MEMBERONTAK MEREKA, SEMAKIN PERCAYA DIRI KAMI DIBUATNYA karena tipu daya kami ternyata dapat MEMBANGKITKAN sugesti mereka seakan-akan ada kekuatan lain di dalam diri mereka. Sudah ribuan orang kami perdayai termasuk puluhan orang dari kalangan intelektual dan berpendidikan.
Oleh karena itu kami diperguruan terkadang tertawa geli menyaksikan pertunjukan tersebut yang diakibatkan oleh TERLALU percayanya mereka terhadap kami.
Contoh aktualnya: Seorang satpam, sebut saja bernama A, pernah datang kepada kami karena masalah pekerjaan. Ternyata si A ingin mendapatkan posisi yang bagus ditempat kerjanya yaitu sebagai ketua pengamanan seluruh pabrik. Karena kami TIDAK MEMPUNYAI ilmu yang bisa menaikkan pangkat seseorang, lalu kami BERKILAH dengan cara menawarkan amalan untuk membangkitkan Wibawa.
Kami BERALASAN dengan cara membangkitkan wibawa, si A akan mendapatkan perhatian dari atasannya sehingga kesempatan untuk naik pangkat menjadi besar (Sebenarnya kamipun tidak mengetahui kekuatan amalan tersebut karena kami mendapatkannya dari beli diperguruan lain).
Setelah 2 minggu mengamalkan amalan yang kami berikan, si A datang lagi kepada kami dan dia mengatakan bahwa atasannya selalu memberi dia perhatian dan tanggung jawab yang lebih TAPI sang atasan belum menaikkan jabatan si A sebagai ketua/kepala pengamanan pabrik.
Nah dari sini kami telah membangkitkan sugesti si A bahwa dia telah kelihatan lebih berwibawa sehingga tingkah lakunya berubah seakan-akan si A memiliki kekuatan yang membuat dirinya kelihatan berwibawa. Kamipun mentertawakan si A karena perubahan sifat dan penampilan itu cuma imajinasi atau hayalan si A karena terlalu percaya kepada kami.
Setelah sebulan, si A datang lagi kepada kami tapi BELUM juga mendapatkan jabatan yang dia inginkan serta mengungkapkan bahwa dia baru saja ditegur oleh atasannya karena terlambat datang ke tempat kerja dan takut kalau atasannya tidak simpatik lagi kepadanya. Untuk mengalihkan kesan negatif atau rasa curiga si A terhadap kami, kamipun menyuruhnya sembahyang dan berdoa kepada Allah dan memberikan puluhan nasihat-nasihat seperti: "Allah tidak mengijinkan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut dan sebagainya"
Setelah pertemuan ketiga tersebut, si A tidak pernah lagi datang kepada kami.
(Nah begitulah trik-trik dan kemunafikan kami dan para tukang sihir kepada para pasien dan pengikutnya, silahkan buktikan!)
Peringatan: paranormal/dukun/ bomo akan menyisipkan ajaran- ajaran ilmu sihir (meramal, menyembuhkan kesurupan, dongeng-dongeng kesaktian dll) kepada pengikutnya dalam mempelajari Al-Quran, karena mereka beranggapan bahwa mempelajari Al-Quran TIDAKLAH AKAN LAKU dikalangan orang- orang FRUSTASI tanpa ajaran- ajaran ilmu sihir tersebut.
Oleh karena itu Janganlah heran kalau para tukang sihir selalu mencampur adukan ajaran Agama dengan ajaran sihir untuk maksud-maksud KEDUNIAAN (komersial: uang dan kehormatan), bahkan dengan segala cara mereka berusaha menempatkan dirinya sebagai wali Allah untuk maksud-maksud PENGKULTUSAN.
Sebenarnya mereka (paranormal) telah menutup mata umat untuk mengetahui ayat-ayat dibawah ini:
" Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. " (An-Nisa': 48)
" Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. " (Az-Zumar : 65)
" Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. " (Al-An'am : 88).
*diambil dari milis fupm-ejip.

Kisah Ibnu Umar dan Penggembala Kambiang

Sudah lama dan sering saya dengar atsar yang menceritakan kisah Ibnu Umar dengan seorang pengembala kambing, terutama saat menjadikannya dalil tentang bolehnya menyatakan ”di mana Allah” dan bahwa Allah itu di langit, sebagai bantahan terhadap klaim sebagian orang yang mengatakan tidak boleh bertanya atau mengatakan ”dimana Allah”.
    Tapi kali ini fokus bahasannya bukan masalah itu melainkan renungan akan makna dan kandungan hadits dalam kehidupan sehari-hari.
    Ketika sedang melaksanakan rutinitas menerjemah kitab saya kembali bertemu hadits ini dari kitab Syu’ab Al Iman tulisan Al Imam Al Hafizh Al-Baihaqi.

Abu Nashr bin Qatadah mengabarkan kepada kami, Abu Ahmad Al Hafizh menceritakan kepada kami, Abu Al Abbas Ats-Tsaqafi mengabarkan kepada kami, Qutaibah menceritakan kepada kami, dia berkata, Al Khunaisi yakni Muhammad bin Yazid bin Khunais menceritakan kepada kami, dari Abdul Aziz bin Abi Rawwad, dari Nafi’, dia berkata, “Ibnu Umar keluar ke salah satu pelosok kota Madinah bersama beberapa orang sahabatnya. Lalu mereka meletakkan bekal makanan untuknya. Kemudian lewatlah seorang pengembala kambing di hadapan mereka. Si pengembala ini memberi salam dan Ibnu Umarpun berkata padanya, “Hei Pengembala, marilah ke sini makan bersama kami.” Dia menjawab, “Saya sedang puasa.” Mendengar itu Ibnu Umar berkata padanya, “Di hari panas terik begini kamu masih puasa padahal kamu sedang mengembala kambing?” Dia menjawab, “Demi Allah, saya berlomba dengan hari-hari hayalan saya.”
    Ibnu Umar kemudian tergerak untuk mengujinya lalu dia berkata, “Maukah kamu menjual sati ekor kambing yang kamu gembalai ini kepada kami, kami memberi kamu uangnya dan membagikan dagingnya kepadamu lalu kamu bisa berbuka puasa dengannya?” Si Pengembala ini menjawab, “Ini bukan kambing saya, ini kambing tuan saya.” Ibnu Umar berkata lagi, “Aku rasa tuanmu tidak akan berbuat apa-apa kalau hilang satu dan kamu katakan dimakan srigala.”
    Akhirnya si pengembala ini meninggalkan Ibnu Umar sambil menunjukkan jarinya ke langit dan berkata, “Allah dimana?”
    Ibnu Umar lalu mengulang-ngulang kata-kata si pengembala tadi, “Allahnya di mana?!” akhirnya ketika sampai di Madinah dia mengutus orang menemui tuan si pengembala tadi dan membeli kambing beserta si pengembala tersebut (yang tadinya adalah budak –penerj) lalu memerdekakannya dan memberikan kambing-kambing itu untuknya.”
(Syu’ab Al-Iman jilid 7, hal. 223, no. 4908)
    Hadits ini juga dikeluarkan oleh Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (12/263) dengan redaksi lebih ringkas dengan sanad:
Muhammad bin Nashr Ash-Sha`igh menceritakan kepada kami, Abu Mush’ab menceritakan kepada kami, Abdullah bin Harits Al-Jumahi menceritakan kepada kami, Zaid bin Aslam menceritakan kepada kami, dia berkata, Ibnu Umar melewati seorang pengembala….” Selanjutnya mirip dengan riwayat Al Baihaqi di atas.

    Sanad Ath-Thabarani ini shahih:
Zaid bin Aslam memang biasa meriwayatkan dari Abdullah bin Umar yang memang merupakan gurunya. (Lihat Tahdzib Al-Kamal 10/13).
Abdullah bin Harits, tsiqah sebagaimana dikatakan oleh Al-Haitsami dan Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakannya shaduq sebagaimana dalam At-Taqrib 1/324, no. 3613, Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats-Tsiqaat dan dia memang biasa meriwayatkan dari Zaid bin Aslam sebagaimana kata Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal jilid 14 hal. 35.
Abu Mush’ab di sini adalah Ahmad bin Abi Bakr bin Harits bin Zurarah bin Mush’ab bin Abdurrahman bin Auf, seorang ahli fikih yang jujur. Lihat At-Taqrib 1/25, no. 18.
Dan guru Ath-Thabarani adalah Muhammad bin Nashr Ash-Sha`igh, Ad-Daraquthni menganggapnya shaduq, ahli ibadah. Lihat Tarikh Bagdad 3/319.


Renungan:

    Banyak hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam kisah Ibnu Umar dan si pengembala ini. Kita akan sangat terharu ketika Ibnu Umar menguji si pengembala yang masih merupakan budak belian ini untuk menghianati majikannya dengan menjual kambing dan membohongi bahwa kambing itu dimakan srigala. Dia menolak dan penuh makna menatap ke langit sambil mengatakan: “Kalau begitu dimana Allah?” Artinya tuan saya memang tak melihat dan bisa saja saya tipu, tapi Allah tetap melihat dan suatu saat di pengadilan akhirat akan memberitahu kepada tuan saya itu dan menuntut saya karenanya.
    Sebuah tingkat keimanan tertinggi ketika seseorang sudah merasa diawasi oleh sang khaliq yang maha mengetahui, sehingga tak berharga semua tawaran duniawi kalau toh akibatnya harus dihukum oleh Allah di akhirat nanti.
    Tampak pula kemuliaan hati seorang sahabat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, Abdullah bin Umar bin Khaththab bersedia mengajak makan sang pengembala miskin yang hanya seorang budak, lalu tergetar hatinya kala mendengar nama Allah disebut dan bersegera menolong agama Allah dengan cara memerdekakan si budak tadi serta memberinya hadiah berupa kambing gembalaan sang budak itu sendiri.
    Beginilah kalau takwa selalu dibawa kemana pergi, si budak pengembala tentu tak mengira kalau sikap amanah dan ketakutannya kepada Allah akan diganjar tunai melalui perantaraan Ibnu Umar ra yang membebaskannya dari perbudakan. Tak sampai di situ dia juga tak dipisahkan dari kambing-kambing kesayangan yang telah menjadi teman hidupnya sehari-hari. Biasalah, kalau seseorang sudah lama mengurus suatu benda tentu dia akan sangat sayang pada benda itu meski bukan miliknya. Andai suatu ketika dia harus meninggalkan pekerjaan maka pastilah dia akan selalu terkenang dengan barang yang dia kerjakan.
    Satu lagi bukti firman Allah, ”Barangsiapa bertakwa kepada Allah maka Allah akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tak dia sangka.....” (Qs. Ath-Thalaq : 2-3).

Selasa, 22 Mei 2012

Inilah Buktinya Bahwa Gunung itu Bergerak

Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.


"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88)


Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.


Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.


Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.


Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.


Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:


Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)


Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)


Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.